Sungguh Mulia, Komisaris Polisi Jadi Guru Ngaji

  • Whatsapp

BAROMETERRAKYAT.COM, KALIMANTAN TIMUR – Jika di Jakarta ada polisi tampan yang berjuang melawan teroris, maka di Kabupaten Kutai Barat (Kubar), Kalimantan Timur (Kaltim) seorang anggota polisi yang berjuang melawan kebodohan. Komisaris Polisi (Kompol) Kasdi, salah seorang anggota polisi di Polisi Resort (Polres) Kubar yang tengah berjuang melawan kebodohan dengan menjadi guru ngaji.

Kompol Kasdi adalah salah seorang Perwira Menengah di Polres Kutai Barat (Kubar). Ia menjabat sebagai Kepala Bagian Perencanaan di Polres yang berada diujung barat Wilayah hukum Polda Kaltim.

Bacaan Lainnya

Profesi sebagai guru ngaji mungkin tidak begitu menarik minat bagi kebanyakan orang. Padahal profesi ini sangat penting untuk mendidik generasi muda dengan ilmu-ilmu agama. Namun Kesadaran akan pentingnya profesi ini bagi umat Islam membuat seorang polisi yang bertugas di Polres Kubar turun tangan.

Cerita tentang kepedulian kompol Kasdi terhadap agama Islam pertama kali diunggah oleh laman Facebook Humas Polres Kutai Barat. Dalam akun Facebook tersebut, dijelaskan jika kompol Kasdi telah menjalani profesi sebagai guru ngaji selama 2 tahun. di kutip dari Komunitaislam.blogspot.com

polisi-jadi-guru-ngaji-700x394
Kompol Kasdi bersama para santri

Aktifitas Polres Kutai Barat begitu padat, hal ini mengharuskan Kasdi tetap berada di kantor hingga menjelang magrib. Ia tampak sibuk berusaha untuk segera menyelesaikan pekerjaannya agar bisa segera menuju ke Mushola Polres Kubar.

Sampainya di mushola, tampak anak-anak yang ingin belajar membaca Al Quran atau ngaji kepadanya sudah menunggu, mantan kapolsek Barong Tongkok Segera ia minta maaf kepada anak-anak tersebut dan pamit untuk melaksanakan sholat magrib terlebih dahulu sebelum mengajar ngaji.

“Assalamualaikum anak-anak…maaf bapak belum ganti baju…oiyaa, tunggu sebentar ya, bapak sholat magrib dulu….”

Saat mengajar ngaji, terlihat ia begitu akrab dengan anak-anak tersebut.Tidak tampak ada jarak antara mereka. Ia mengajar layaknya mengajari anaknya sendiri, penuh kasih sayang dan rasa kasih sayang.

Kasdi mengisahkan, ” awal saya mengajar ngaji anak-anak sekitar 2 tahun lalu, mereka merasa takut pada dirinya. Menyikapi hal ini saya mencoba mencari tahu akar permasalahanya. Ternyata ancaman dari orang tua kepada anak yang akan melaporkan kepada Polisi, akan ditangkap pak Polisi saat anak tidak mau menuruti kemauan orang tua, ini lah akar permasalahan utamanya.” ucapnya

Lalu, secara terpisah Kasdi berusaha untuk mengumpulkan anak santri ngajinya, Ia memintanya agar para orang tidak melakukan hal itu lagi. Seiring perjalanan waktu alhamdulillah anak-anak tersebut bisa akrab dan dekat dengannya.

Teruslah mengabdi bhayangkara, sederhana dan bermakna.

(Sumber: Komunitaislam.blogspot.com)

Pos terkait

Comment