Jeritan Nelayan Bintan Solar Langka, ” Tunggu Malaikat Maut Cabut Nyawa”

  • Whatsapp

Perahu nelayan Teluk Bakau Bintan
diikat didermaga,tidak bisa melaut akibat solar langka.

Persoalan nelayan kecil kesulitan untuk memperoleh BBM solar subsidi untuk melaut sepertinya dari tahun ke tahun tidak ada habisnya.

Bacaan Lainnya

Langkanya BBM solar subsidi khusus nelayan menjadi masalah besar
buat nelayan,belum lagi harganya yang mahal.
Tampa solar yang cukup dipastikan nelayan tidak bisa optimal melaut.Bisa jadi hasil ikan yang diperoleh tidak maksimal.
Bahkan saat pulang melaut tidak memperoleh ikan sedikitpun.

Ini menjadi dilema, satu-satunya keahlian nelayan hanya bisa mengandalkan sampan,perahu dah alat tangkap guna mendapat tangkapan ikan

“Kalau ikan dapat sikit,nak beli solar tak balek modal. Nak kerja lain tak ada keahlian ,” ujar nelayan Bintan yang biasa melaut.
diseputaran Teluk Bakau.

Belum lagi akhir-akhir ini solar subsidi untuk nelayan juga makin langka.Belum lagi sejumlah syarat harus dimiliki nelayan jika nak beli solar subsidi.
Bayangkan saja, dijatah 5 liter untuk seminggu,dipastikan tidak cukup.

Akhirnya,banyak bot dan kapal para nelayan dikat didermaga.Karena percuma kelaut,solar yang dikasi tidak sesuai.

Ada sebagian nelayan banting stir, jadi Kernek bangunan.Atau kerja serabutan,yang penting bisa untuk bertahan hidup.
Bahkan ada yang jadi tukang jahit jaring keramba,yang upahnya juga pas- Pasan,hanya cukup kais pagi abis petang.

“Kalau begini terus,tinggal menunggu malaikat maut cabut nyawa kami,” sebut nelayan Bintan lainnya.

Ironis memang,dikala ekonomi sedang terjepit, lapangan kerja juga minim,harga kebutuhan pokok melambung,lengkaplah penderitaan nelayan kecil.

Sepertinya, para nelayan sudah pasrah, tidak tau lagi nak mengadu kepada siapa
Bahkan mereka sudah tidak percaya lagi dengan yang dijanjikan oleh pemerintah.

Langkanya BBM solar subsidi sudah tidak menjadi rasia umum,penyebabnya bisa saja terbatasnya kuota dari Pertamina dan bisa jadi ada juga dimainkan oleh mafia,dioper ke industri.
Kalaulah ini terjadi,berarti pengawasan dari tim tidak berjalan maksimal.

Lantas,akankah permasalahan kelangkaan solar subsidi untuk nelayan ini dibiarkan terus begitu saja.Pemerintah harus ambil langkah kongkrit untuk mengatasinya.
karena jika ini terus terjadi tentu akan menambah persolan sosial baru.

Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Bintan Baini terkejut mendapatkan informasi,jika nelayan kesulitan mendapatkan BBM solar subsidi untuk melaut.

Memang , menurut Baini saat ini Kouta BBM solar subsidi untuk nelayan Bintan belum ada penambahan.
Bahkan pengawsan dari tim pemerintah juga diperketat.

” Kartu kendali lah yang menentukan berapa liter untuk kapal kecil dan besar setiap trip melaut,” ujar Baini saat dihubungi,Kamis (13/10).

Baini pun menyarankan,agar nelayan yang belum memiliki kartu kendali BBM solar subsidi agar mengurusnya ke UPT atau Dinas Perikanan dan Kelautah setempat.

” Syaratnya bawa pas kecil dari Syahbandar sebagai bukti kapal yang digunakan kapal 3 hingga 5 GT,” kata Baini.

Baini menyebut jika nelayan sudah punya kartu kendali,nanti akan disesuaikan koutanya yang bisa diberikan dimasing- masing stasiun pengisian BBM solar subsidi khusus nelayan.

Baini berharap nelayan bersabar,hingga ada penambahan kuota BBM solar subsidi tersebut.

Pos terkait

Comment