Jupriman yang juga sangat aktif di berbagai organisasi seperti KNPI dan Karang Taruna ini juga berasal dari keluarga petani, sehingga ia merasakan apa yang dialami selama ini oleh banyak petani kita, khususnya yang ada di Kota Pariaman.
Dengan berkoperasi, menurut Jupriman, rantai distribusi bisa dipangkas sehingga harga padi di tingkat petani bisa meningkat. Koperasi juga bisa melakukan pengadaan pupuk bagi petani, serta melakukan pemasaran produk yang dihasilkan.
“Apalagi jika yang dibentuk adalah koperasi produksi, akan membuat produk padi yang dihasilkan berkualitas dan bernilai tambah tinggi,” tuturnya.
“Dari sawah anggota koperasi, kita mempunyai sawah lebih kurang 7 Hektare, dan pembentukan Unit Usaha Koperasi ini telah kita mulai di pertengahan tahun 2019 yang lalu, cuma untuk realisasi dan kesiapan brand lokal “Lamak” ini baru kita luncurkan di bulan Oktober 2020 kemaren,” ujarnya.
Lebih lanjut Jupriman yang asli warga Kota Pariaman ini juga mengatakan mengapa memilih brand lokal berasnya dengan “Lamak”, karena Lamak dalam arti bahasa indonesia adalah enak, dan beras dari Kota Pariaman ini memang terkenal enak.
Ia berharap brand lokal beras “Lamak” yang diproduksi di Kota Pariaman ini, dapat bersaing dengan brand beras lainya yang sudah lebih dulu ada.
“Beras kita tidak kalah enak dari beras lainya, karena itu kalau mau beras yang enak, ya beli beras Lamak,” tutupnya.
Comment