Ingin Dapat Surat Keterangan  Kematian, Berujung Cacian Oknum Dokter

  • Whatsapp

​BAROMETERRAKYAT.COM, Tanjungpinang. Masyarakat kecewa apa yang dilakukan oknum dokter di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Tanjungpinang. Pasalnya, ingin mendapatkan surat keterangan kematian suaminya, berbuah cacian.

Hal inilah disampaikan Betty Rahmawati yang ingin mengurus persyaratan BPJS Kesehatan miliknya, namun harus menyertakan surat kematian keterangan kematian suaminya yang meninggal 16 Desember 2016 lalu. 

Bacaan Lainnya

Sementara almarhum suaminya bukan lagi tanggungan bersama dalam satu paket pembayaran iuran bersama BPJS Kesehatan.

“Saya datang kesini (RSUD) dari tadi pagi untuk mengurus. Sebelumnya surat keterangan kematian suami saya sudah diambil anak-anak almarhum suaminya. Saya ingin bertanya persyaratannya untuk mendapatkannya kembali,” ujar Betty saat dijumpai di RSUD Tanjungpinang, Selasa (2/8).

Setelah itu, Betty dibagian informasi RSUD diharuskan membawa atau menyertakan surat kehilangan surat kematian suami dari Kepolisian. “Karena surat ini bukan hilang, melainkan digunakan anak-anak, jadi saya ingin meminta selain surat kehilangan itu,” jelasnya.

Setelah diproses hingga Sekretaris Direktur, Betty saat itu pun dirinya sudah menunggu berjam-jam hingga siang hari. 

Bahkan hampir sore hari, ia belum mendapatkan jawaban dari pengurusan suratnya ini, ia pun bertanya lagi.

“Disaat itulah saya diarahkan ke dr. Hj. Widya Liza untuk memperoleh jawaban. Tiba-tiba saat saya sedang menjelaskan, tiba-tiba dokter itu membentak saya dengan nada tinggi. Dokter itu mengatakan ‘saya tahu,saya tahu,saya tahu’, tanpa memberi saya kesempatan menjelaskan,” tegasnya dengan geram.

Karena tidak terima diperlakukan tidak baik, Betty pun tidak diam, ia pun melaporkan dr. Hj. Widya Liza ke atasannya hingga istri Wali Kota Tanjungpinang yang juga anggota DPRD Kepri, Pustoko Weni.

“Biarkan saja, saya laporkan sebagai efek jera. Bahkan asal mereka tahu, almarhum suami saya yang meninggal di RSUD ini, seorang wartawan dan saya beritahu juga dengan rekan almarhum suami saya,” tambahnya.

Di tempat yang sama, Direktur RSUD Tanjungpinang, dr. H. Edy Sobri, SpPD membenarkan adanya kejadian ini.

“Keduanya ini kami nilai sama-sama salah. Kita maklumi sama-sama perempuan mungkin lagi suasana hati yang lagi tidak baik,” ujar Edy.

Edy menjelaskan bahwa, Betty ini merupakan istri siri dari almarhum suaminya yang ingin diminta keterangan surat kematiannya. “Untuk mendapatkan surat keterangan kematian ini kan harus menyertakan persyaratan seperti foto copy buka nikah atau kartu keluarga (KK). Tetapi yang bersangkutan tidak membawa sama sekali,” jelasnya.

Sementara itu, pihak RSUD, lanjut Edy, ingin lebih berhati-hati dan tidak ingin kecolongan lagi. “Kita tidak ingin surat keterangan yang kembali kita keluarkan ini disalah gunakan seperti pengalaman sebelum. Hal ini bisa digunakan untuk asuransi, kredit maupun tabungan di Bank. Sehingga yang mengklaimnya ganda,” tambahnya.

Akan tetapi, RSUD pun telah memberikan solusi terbaik agar Betty membawa foto copy buku nikah ataupun surat keterangan nikah yang berlaku.

“Nanti kita akan keluarkan foto copy surat kematian itu setelah dilegalisir oleh pihak RSUD Tanjungpinang,” ungkapnya.

SAHRUL

Pos terkait

Comment