Ekonomi Kepri Merosot, Pusat Harus Mengambil Langkah Tepat

  • Whatsapp

BAROMETERRAKYAT.COM, Jakarta. Kemerosotan ekonomi Kepri mendapat perhatian khusus dari pemerintah pusat. Upaya pemulihan diharapkan segera diambil sehingga Kepri kembali menjadi daerah yang kembali meningkat perekonomiannya.

Sebagai upaya pemulihan itu, Gubernur H Nurdin Basirun memenuhi undangan Menko Maritim Luhut Binsar Panjaitan, Selasa (4/7) siang. Hadir juga dalam pembahasan tertutup di ruang kerja Menko Maritim itu Menteri PAN dan Reformasi Birokrasi, Asman Abnur.

Bacaan Lainnya

“Kita membahas pemulihan ekonomi Kepri. Pusat harus mengambil langkah yang tepat,” kata Nurdin usai pertemuan di Kantor Menko Maritim, Selasa (4/7) siang.

Banyak usulan yang disampaikan Nurdin pada kesempatan itu. Nurdin misalnya tetap meminta Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) untuk Bintan Karimun. Untuk Natuna, Anambas dan Lingga, Nurdin meminta agar segera diberikan KEK Pariwisata.

Bagi Nurdin, dibentuknya KEK di daerah-daerah tersebut akan mendorong dan memicu pergerakan ekonomi yang cepat. Nurdin ingin keunggulan tiap daerah dimanfaatkan semaksimal mungkin. “Kita tidak boleh bertumpu pada satu sektor dan satu daerah saja,” kata Nurdin.

Karena jika satu sektor ambruk, maka, akan mempengaruhi ekonomi secara menyeluruh di Kepri. Untuk itu Nurdin sudah mengajukan usulan pemanfaatan keunggulan tiap kabupaten kota.

Pada kesempatan itu, Asman, sebagai Menteri dari Kepri, menurut Nurdin juga memberikan sejumlah usulan kongkrit. Nurdin melihat Asman tampak ingin pemulihan ekonomi di Kepri berlangsung segera.

Dalam berbagai kesempatan, sejumlah pengusaha Kepri memang menyampaikan keluhan lesunya perekonomian Kepri kepada Asman. Karena itu, mantan Wakil Wali Kota Batam ini juga sudah menyiapkan berbagai langkah untuk pemulihan itu.

Tak hanya Asman, dalam beberapa kali kunjungannya ke Kepri, Luhut pun selalu mendapat keluhan yang sama dari sejumlah pengusaha. Karena itu, Luhut tampak serius dan sepertinya mendapat “amanah” dari pusat untuk mempercepat pemulihan itu.

Kata Luhut dalam berbagai kesempatan, Gubernur Nurdin harus dilibatkan jika pusat membicarakan upaya pemulihan ekonomi Kepri.

“Jika Gubernur sudah memberi usulan, kita yakin itu pasti langkah terbaik. Kita pasti dukung apalagi memberi pemasukan bagi negara,” kata Luhut pada suatu kesempatan pembahasan labuh jangkar.

Labuh jangkar menjadi salah satu sektor maritim yang mendapat perhatian. Menurut Nurdin, dalam pertemuan itu, sektor maritim juga menjadi pembahasan serius. Karena banyak yang belum digarap maksimal.

Usai menghadiri pertemuan dengan Luhut dan Asman, Nurdin langsung mengumpulkan sejumlah OPD terkait di Istana Kota Piring, Dompak, Selasa (4/7) malam. Gubernur sendiri ke Jakarta Selasa pagi dan kembali lagi malamnya ke Tanjungpinang untuk melakukan pembahasan lanjutan dengan OPD terkait. Tampak hadir dalam pembahasan itu Sekdaprov H TS Arif Fadillah.

Langkah-langkah untuk pemulihan kembali dibahas pada pertemuan yang berlangsung hingga larut malam itu. Kamis ini, di Jakarta, juga akan dilakukan pembahasan lanjutan. Dalam kesempatan itu, Nurdin juga melakukan pembahasan APBD Perubahan dan APBD 2018. Nurdin juga membahas kesiapan kafilah Kepri untuk mengikuti STQ Nasional ke-24 di Tarakan Kalimantan Utara.

Nurdin sendiri dalam berbagai kesempatan selalu menyampaikan kondisi ekonomi Kepri kepada Presiden Joko Widodo. Terakhir, saat di Natuna, Nurdin menyampaikan hal yang sama.

Presiden Jokowi dalam rapat terbatas akhir Maret lalu menginginkan Kepri memberi konsetrasi penuh terhadap pengembangan setiap pulau. Harus ada konsentrasi pengembangan gugus pulau besar seperti Anambas, Natuna, Lingga, Karimun, Bintan, Batam & Tanjungpinang.

“Kalau lebih fokus, perekonomian lebih cepat tumbuh dan lapangan kerja lebih banyak lagi,” kata Presiden saat itu.

Tentang konsentrasi pengembangan gugus pulau, Presiden mencontohkan Kepulauan Natuna bisa difokuskan pada sentra industri kelautan dan perikanan serta migas. Contoh lain, Presiden sampaikan gugus pulau lain seperti Karimun bisa dikembangkan menjadi sentra industri manufaktur.

Red/Humas

Pos terkait

Comment