BAROMETERRAKYAT.COM, LIFESTAYLE. Kebanyakan pasangan suami istri menunda berhubungan intim hingga masa nifas berakhir.
Alasannya memang sebagian besar mengikuti tradisi atau kepercayaan umum yang dilakukan secara turun-temurun.
Tidak ada alasan khusus. Tapi, tahukah Anda bahwa hal tersebut memang baik bila dilihat dari sisi kesehatan?
Ada beberapa gangguan kesehatan yang dipicu oleh berhubungan seksual sebelum masa nifas berakhir.
Potensi terjadinya gangguan kesehatan ini semakin besar bila sang ibu tidak mampu menjaga baik kebersihan daerah kewanitaannya.
1. Risiko infeksi
Saat masa nifas, akan terjadi perdarahan yang fungsinya meluruhkan sisa-sisa jaringan kehamilan.
Keluarnya darah dan gumpalan jaringan ini sebenarnya merupakan proses yang baik, namun dapat juga menjadi media berkembangnya kuman penyebab infeksi.
Bila ada kuman yang masuk lewat hubungan seksual tersebut, kuman akan dengan cepat berkembang biak.
Apalagi bila kebersihan kurang terjaga baik. Jarang mengganti pembalut, misalnya. Salah satu tanda awal yang dialami bila terjadi infeksi pada masa nifas adalah adanya demam dan perdarahan yang tidak kunjung berkurang.
2. Risiko robekan jahitan
Selain perdarahan, hubungan intim yang dilakukan pada masa nifas juga berpotensi menyebabkan robekan jahitan, terutama jahitan pada persalinan normal.
Karena luka belum pulih sempurna, gesekan yang sifatnya ringan saja berpotensi menyebabkan gangguan penyembuhan hingga robekan.
Oleh karena itu, nasihat orang tua agar menghindari hubungan seksual selama masa nifas ada baiknya didengarkan.
Comment