BR. KEPRI – Gubernur Ansar menyampaikan Pengaruh budaya global yang dipicu oleh perkembangan teknologi informasi (TI) dapat menyebabkan menurunnya adat istiadat Melayu, sehingga nilai-nilai luhur dalam budaya Melayu semakin tidak dikenal oleh masyarakat, terutama generasi muda.
“Pemprov Kepri menjawab tantangan ini dengan menancapkannya ke dalam visi dan misi yaitu ‘Mewujudkan Kepulauan Riau yang Makmur, berdaya saing dan berbudaya’. Dimana Pemprov Kepri ingin menyelaraskan penyelenggaraan pemerintahan, kegiatan pembangunan serta aktivitas masyarakatnya dengan berlandaskan nilai-nilai agama, budaya melayu dan tak lupa juga kepada budaya nasional,” kata Gubernur Kepri
Ansar Ahmad
Ditandai penabuhan kompang, Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad saat membuka Musyawarah Besar (Mubes) IV Lembaga Adat Melayu (LAM) Kepulauan Riau Tahun 2022 di Aula Wan Seri Beni Kantor Gubernur Kepulauan Riau, Dompak.
Ia memaparkan banyak hal yang telah dilakukan oleh Pemprov Kepri sebagai bentuk perhatian khusus terhadap LAM Kepri diantaranya
mengesahkan Perda Nomor 1 tahun 2014 tentang Lembaga Adat Melayu Kepulauan Riau.
Kemudian membangun Gedung LAM Kepri yang merupakan salah satu bentuk komitmen Pemprov dalam menunjukkan eksistensi LAM serta mempertegas bahwa Provinsi Kepri sebagai provinsi melayu sehingga menjadikan Gedung LAM sebagai simbol/ ikon yang nantinya dapat menjadi salah satu rujukan dalam pariwisata Kepri” paparnya.
Gubernur menambahkan, capaian pembangunan Persentase warisan budaya tak benda yang telah ditetapkan terhadap total registrasi meningkat 1,4%, dimana pada tahun 2021 dengan nilai 15,16%, dan mencapai 16,56% pada triwulan ke-tiga tahun 2022.
“Ini berdampak positif dengan penganugerahan yang telah diraih oleh Provinsi Kepulauan Riau beberapa waktu lalu yaitu Reward on The Representative list of The Intangible Cultural of Humanity Upon dimana Pantun masuk dalam Daftar Warisan Budaya Tak Benda Dunia dari UNESCO pada tahun 2022” ungkap Ansar
Comment