BAROMETERRAKYAT.COM, DHARMASRAYA – Dharmasraya memang sudah lumayan maju, Paling tidak ketika mengikuti pertemuan regional yang mengangkat topik kemiskinan, insyaallah Dharmasraya jarang disebut. Itu setidaknya yang disampaikan Bupati Dharmasraya Sutan Riska Tuanku Kerajaan saat hadir di tiga acara sepanjang Kamis 4 Maret 2016. Dalam acara yang banyak dihadiri massa itu, Sutan Riska yang juga politisi muda berbakat itu mengatakan, untuk membangun rasa bangga menjadi Dharmasraya, maka kabupaten berjuluk petrodolar itu mesti punya ikon yang membanggakan.
“Setidaknya kita mesti punya satu ciri khas yang bisa dikedepankan dalam percaturan regional, nasional. Seperti Bukitinggi punya jam gadang. Kalau belum berkunjung ke jam gadang, berarti belum ke Bukitinggi,” sebut politisi PDI-P ini.
Nah, tentu di Dharmasraya, menurut Rajo Koto Besar itu, justeru itu semua masyarakat Kabupaten Dharmasraya harus berkreasi dan menggali potensi apa yang akan dijadikan ikon Dharmasraya.
Bupati yang didukung koalisi PDI-P, HANURA, PAN dan PKB itu kemudian mengeluarkan ide cemerlang. Salah satunya adalah ikon sejarah dan budaya. Dharmasraya punya sejarah besar dan punya bukti peninggalan yang akurat, seperti candi, gerabah tempo dulu, patung dan masih banyak lagi peninggalan sejarah yang bahkan sudah menjadi cagar budaya masa silam. Ikon ini tidak dimiliki daerah lain, paling tidak di Sumatera Barat. Kalaupun ada seperti Kabupaten Tanah Datar dan Pasaman, potensinya tidak sebesar Dharmasraya.
“Kelak jika sudah dikembangkan, kita bisa menyatakan kalau belum datang ke candi Padang Roco, maka belum ke Dharmasraya,” begitu Tuanku Kerajaan membayangkan.
Sejauh ini sudah banyak istilah yang mendongkrak polularitas Kabupaten Dharmasraya, seperti istilah negeri petrodolar karena buminya mengandung dolar jika digali. Kemudian juga populer disebut Ranah Cati Nan Tigo lantaran dalam wilayah Kabupaten Dharmasraya ada tiga kerajaan yang saling memiliki keterkaitan dan hubungan.
Terakhir Dharmasraya dipopulerkan oleh Tuanku Kerajaan sendiri, yakni menjadi bupati termuda se nusantara. Ini juga melambungkan nama Dharmasraya di pentas nasional, bahkan melebihi ikon ikon sebelumnya. Selain bupati termuda di tanah air ini tidak banyak seorang sultan yang memegang tampuk pemerintahan, seperti Sri Sultan Hamengkubuwono yang jadi Gubernur DIY dan Sutan Riska Tuanku Kerajaan yang merupakan sultan di Koto Besar.
(Sumber : Humas Pemkab Dharmasraya)
Comment