Waspada Politik ‘Gentong Babi’ Jelang Pilkada

  • Whatsapp

OPINI. Menjelang Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah 23 September 2020 mendatang, politik ‘Gentong Babi’ di khawatirkan terjadi, apa sih politik ‘Gentong Babi’ ini?

Politik ‘gentong babi’ (pork barel) adalah upaya calon pemimpin memberikan uang atau barang tertentu kepada masyarakat untuk mendulang suara. Cara ini biasanya dilakukan oleh calon incumbent yang pada umumnya telah memiliki kekuasaan.

Bacaan Lainnya

“Jika seseorang punya kekuasaan, maka akan cenderung ke arah korupsi, memanfaatkan kekuasaan dan wewenangnya untuk keuntungan pribadi, politik gentong babi seperti ini bukan hanya terjadi di legislatif saja, tapi juga di eksekutif”.

Dalam tulisan singkat ini, saya ingin mencoba memberikan pendidikan politik kepada publik, agar menjadi peserta pemilu yang cerdas, sehingga hak suara masyarakat tersalurkan tepat dan bermanfaat dan melahirkan pemimpin yang benar-benar diinginkan dan dibutuhkan. Bukan dengan cara kebohongan.

Karena, uang ataupun bantuan lain yang diberikan oleh mereka pun sedikit yang berdasarkan pada fakta. Dibilang sumbernya dari kantong pribadi, namun itu sebenarnya bantuan dari pemerintah.

Politik ‘gentong babi’ kali pertama diperkenalkan dalam apa yang disebut Bill Bonus. Pada 1817 Wakil Presiden Amerika Serikat John C. Calhoun mengusulkan Bill Bonus yang isinya penggelontoran dana untuk pembangunan jalan raya yang menghubungkan Timur dan Selatan ke Barat Amerika.

Dananya akan diambil dari laba bonus Second Bank of the United States (Bank Kedua Amerika Serikat). RUU tersebut diveto oleh Presiden James Madison.

Bill Bonus kedua terjadi pada awal 1931. Saat itu para veteran yang tergabung dalam American Legion dan Veterans of Foreign Wars mendesak pemerintah untuk membayar kompensasi kepada mereka yang berjuang pada Perang Dunia I.

Desakan para veteran itu mendapat dukungan anggota Kongres dari Texas, John Wright Patman. Pada 1932, Patman memperkenalkan Veteran’s Bonus Bill. Presiden Herbert Hoover menentangnya. Usaha Patman gagal.

Patman berusaha lagi saat Franklin Delano Roosevelt berkuasa. Kali ini dia mendapat dukungan dari anggota Partai Demokrat, Huey Long, dan Pastor Charles Couglin. Roosevelt bergeming, bahkan memvetonya. Pada 1936, Kongres akhirnya menyetujui pengucuran dana kompensasi untuk para veteran setelah masa veto Roosevelt berakhir.

Departemen Keuangan mencairkan dana sebesar US$ 1,5 milyar dalam bentuk cek Treasury untuk 4 juta veteran berdasarkan Adjusted Compensation Payment Act (UU Pembayaran Kompensasi).

Sebenarnya istilah “gentong babi” sudah digunakan Edward Everett Hale dalam kisah populer, The Children of the Public (1910), sebagai metafora sederhana untuk setiap bentuk pengeluaran publik untuk warga. Tapi istilah itu menjadi konsumsi publik setelah dipopulerkan oleh Chester Collins Maxey dalam artikel “A Little History of Pork” dalam National Municipal Review pada 1919.
Untuk perkembangan demokrasi perdebatan yang terjadi adalah wajar.

Oleh sebab itu tiap usaha mendiskusikan suatu rencana kebijakan dan pembangunan adalah justru bagian dari pendidikan politik yang baik. Kita hargai panggung demokrasi yang telah di ciptakan oleh penyelenggara pemilu, agar melahirkan pemimpin yang murni diinginkan oleh tuntutan zaman saat ini atau pemimpin yang Ideal bagi Masyarakat.

Penulis: Darwis

Pos terkait

Comment