“Saya himbau kepada seluruh generasi untuk menggiatkan terus silek ini. Karena mampu menjaga etika dalam kehidupan sehari-hari tentang kato nan ampek yakni kato mandaki, kato manurun, kato malereang dan kato mandata,” ujar Genius.
Hal tersebut didasarkan, pergaulan zaman sekarang karena dipengaruhi arus globalisasi, kata-kata yang disebut kato nan ampek ini sudah mulai hilang dan terkikis, yang mana tercermin dari cara bertutur dan menulis di media sosial yang tidak lagi sesuai norma-norma yang berlaku, baik itu dalam kita sebagai bangsa Indonesia, maupun dalam sebagai masyarakat minangkabau.
Imbuh Genius lagi, jika kegiatan silat ini terus dijalankan dan digiatkan, maka diyakini hal ini mampu sebagai upaya menjaga dan mempertahankan nilai-nilai etika yang terkandung dalam kato nan ampek tersebut.
Karena dalam bersilat nilai menghormati dan menghargai terlihat masih dijunjung tinggi dalam ber etika ketika memulai silat dan menerapkannya dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan.
Diakhir pembukaan acara, Wako Pariaman Genius Umar langsung ikut turun di Laga-laga untuk bersilat berduel dengan Camat Pariaman Selatan Suryadi. Alhasil, para penonton dan tuo silek juga terkejut betapa pandainya Bapak Walikota Pariaman itu bersilat.
Hal tersebut, sebagai bukti seriusnya pemerintah untuk menggiatkan silek ini. Karena tak banyak kepala daerah yang mampu memperagakan silat.
Zaituni | Binjai
Comment