BAROMETERRAKYAT.COM, TANJUNGPINANG. Melepas burung pipit di perayaan Imlek adalah kegiatan yang sering dilakukan oleh masyarakat Thionghoa setelah melakukan sembahyang.
Hal tersebut, tentu menjadi keuntungan tersendiri bagi para penjual burung pipit, untuk mencari pundi-pundi rupiah.
Burung Pipit yang dipercaya sebagai pembawa hoki, membuat para pedagang ini, yang berasal dari luar Kepulauan Riau berdatangan untuk menjual burung pipit di depan Vihara Bahtra Sasana, Jalan Merdeka, Tanjungpinang.
Adi salah satu pedagang, mengatakan setiap perayaan tahun baru Imlek, dirinya selalu menjual Burung Pipit di Tanjungpinang.
Dari Pelembang, menurutnya membawa 5000 Burung Pipit, yang terdapat tiga jenis yakni berjenis Batik, kepala putih, kepala hitam.
“Ini kali ketujuh saya menjual Burung Pipit di Tanjungpinang, bawa dari Palembang sekitar 5000 Burung Pipit, karena dalam perjalanan banyak yang mati, jadi tinggal 3000 untuk dijual ke masyarakat Tionghoa,” katanya saat diwawancarai awak media, Sabtu (28/1)
Dikatakan dirinya, setiap tahun menjual mendapat keuntungan sekitar Rp 3 Juta. Menurutnya, kebanyakan membeli burung pipit dari Tionghoa, yang nantinya akan dilepas.
“Biasanya sudah membeli, lalu dilepaskan. Katanya sebagai hoki,” pungkasnya
Sementara itu, salah satu pembeli, Kristina mengatakan pelepasan ini sebagai simbolis. Tahun Baru Imlek merupakan hari yang baik, jadi kita berbuat baik.
“Sebagai simbolis saja, hari yang baik kita harus berbuat baik. Kita lepaskan burung agar bebas dialam. Seperti manusia kalau di kurung bagaimana,” katanya
Dengan dilepaskan burung, menurutnya, memiliki harapan kedepan lebik bagus lagi, semua diberi kelancaran.
Hal senada juga disampaikan Sarman (46), mengatakan Masyarakat Tionghoa memiliki tradisi melepas burung sebagai simbol permohonan ampunan kepada Tuhan.
“Burung pipit dilepas dengan harapan di tahun baru Imlek bisa lebih mudah dan dilancarkan rezeki.” pungkasnya
(SAHRUL)
Comment