Penyu sisik juga berperan penting dalam ekosistem laut, diperkirakan penyu sisik mengkonsumsi spons hingga 1000 pon atau sekira 450 kg per tahun, sehingga cukup signifikan dalam mengendalikan laju pertumbuhan bunga karang yang dapat mengganggu pertumbuhan terumbu karang.
Sedangkan hasil survey pada kurun 1997-2010 oleh Yayasan Penyu Laut Indonesia (YPLI), pantai peneluran penyu terdapat di beberapa lokasi khususnya perairan Kepulauan Riau (Pulau-pulau sekitar Kijang, Dabo Singkep, Sebangka, Natuna, Tarempa, Serasan, Tambelan).
Penyu sisik kini sangat langka, manusia menjadi penyebab utama kelangkaannya. Masih banyak masyarakat Indonesia yang berburu telur penyu untuk dijual dan dikonsumsi, padahal semua spesies penyu tersebut merupakan satwa dilindungi.
Dari tiap seratus telur yang diproduksi oleh seekor penyu, hanya terdapat 3% yang dapat berhasil menetas dengan baik dan sampai di laut dengan selamat, dan bahkan hanya beberapa diantaranya yang dapat menetaskan kembali telurnya setelah beberapa puluh tahun.
Ditambah dengan adanya kebiasaan mengkonsumi telur penyu oleh masyarakat, menjadikan kepunahan dari penyu menjadi semakin terancam menuju kepunahan.
Rendahnya kesadaran masyarakat akan pentingnya kelangsungan maupun perlindungan terhadap kelangkaan akan suatu spesies, dimana hal ini dikarenakan banyak dari masyarakat yang tidak mendapatkan sosialisasi dari pemerintah secara maksimal akan pentingnya keberlangsungan suatu spesies dan akibatnya apabila spesies tersebut punah.
Comment