Ia menuturkan usulan angka subsidi listrik tersebut masih dapat berubah ke depannya. Sebab, asumsi sektor energi tersebut masih akan dibahas oleh Badan Anggaran (Banggar) DPR hingga nantinya dipastikan pada Nota Keuangan 2021.
“Sekarang asumsi, ini satu yang perlu dicatat. Ini semua tentatif, ini sangat tentatif masih awal. Kami maju ke banggar, nah nanti semua itu akan definitif pada saat nota keuangan dibacakan presiden,” ucap Ego.
Namun, sejumlah fraksi tidak sepakat dengan angka tersebut. Anggota komisi VII DPR dari fraksi PKB Ratna Juwita Sari menuturkan subsidi listrik tahun depan setidaknya sama dengan alokasi tahun ini, yaitu Rp54,79 triliun.
Menurutnya, pemberian subsidi itu memberikan peluang bagi PT PLN (Persero) untuk mendapatkan kembali kepercayaan masyarakat.
“Subsidi listrik kami punya asumsi lain, sangat besar harapan kami bisa pertimbangkan Rp54,79 triliun-Rp55,5 triliun, karena ini mungkin momen yang pas kembalikan kepercayaan publik kepada PLN karena sempat terjadi polemik di masyarakat yang alhamdulillah, menurut Direktur Utama PLN, sudah teratasi terbukti dengan landainya keluhan,” jelasnya.
Selain menurunkan usulan subsidi listrik, pemerintah juga mengusulkan pemangkasan subsidi tetap minyak solar ditetapkan sebesar Rp500 per liter tahun depan.
Tahun ini, subsidi minyak solar ditetapkan sebesar Rp1.000 per liter. Hal tersebut juga telah disetujui dengan Komisi VII DPR.
Kedua pihak juga menyetujui harga ICP di rentang US$42-US$45 per barel. Lebih lanjut, lifting minyak dan gas bumi (migas) sebesar 1,68 juta-1,72 juta minyak ekuivalen per hari (BOEPD).
Comment