Sementara itu Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Pariaman Dwi Marhen Yono mengatakan, rapat ini juga dilaksanakan atas instruksi Walikota Pariaman Genius Umar sebelum mengambil cuti agar destinasi ini terkelola dengan baik dan tidak ada pihak yang dirugikan.
“Pada rakor ini kita membahas tentang pedagang yang akan berjualan disekitar obyek wisata. Jangan sampai keindahan Talao Pauh tertutupi karena banyaknya pedagang yang berjualan.
Yang kedua kita juga membahas masalah tiket masuk, karena dengan adanya tiket masuk maka kita akan mengetahui berapa banyak pengunjung yang datang selama sehari bahkan seminggu dan dengan adanya tiket masuk akan menambah PAD Kota Pariaman,” ungkapnya.
Pembahasan ketiga pada rakor ini adalah tentang parkir kendaraan. Sampai saat ini penanggung jawab parkir masih bersifat dualisme, apakah akan dikelola oleh pihak desa atau Pemko Pariaman.
Selanjutnya juga dibahas masalah daftar menu yang tidak dilampirkan pada setiap pedagang sehingga menyulitkan pembeli untuk berbelanja karena tidak tahu harganya.
“Kita berharap setiap pedagang bisa menempelkan daftar menu dan harga sehingga para pengunjung bisa mengukur keuangan saat akan memasuki kios – kios yang ada. Untuk itu kita perlu standarisasi harga sehingga akan menjadi contoh untuk destinasi wisata lain yang ada di Kota Pariaman.
Terkahir yang akan dibahas adalah parkir dengan satu pintu sehingga terciptanya sapta pesona yang aman, tertib dan nyaman. Jadi para pengunjung memarkirkan kendaraan di area parkir yang telah disediakan dan berjalan melewati jembatan untuk memasuki Talao Pauh,” terangnya.
Humas | Zaituni
Comment