“Penghargaan yang saya terima tersebut karena keberhasilan saya dalam mengelola lahan tidur menjadi hutan yang ditumbuhi puluhan jenis pohon, salahsatunya pohon sengon yang cukup langka ditemui pada saat itu dan pohon tersebut sampai sekarang masih hidup telah berusia 14 tahun,” tukasnya.
Untuk tahun 2020 ini, ia kembali berkesempatan mewakili Kota Pariaman dalam penilaian Kalpataru tingkat Prov Sumatera Barat.
Ia mengimbau kepada masyarakat, untuk memanfaatkan lahan tidur dengan menanam pohon yang nantinya bisa dipanen hasil.
Karena dengan menanam pohon dapat menjaga iklim agar tetap sejuk dan segar serta dapat meminimalisir kemungkinan bencana tanah longsor yang kapan saja bisa terjadi.
Selain untuk menjaga keseimbangan lingkungan, pohon yang ditanam tersebut juga bisa diolah sehingga menghasilkan nilai ekonomi.
“Pada hari Kamis, (20/2) lalu saya kedatangan tim verifikasi dari Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumbar didampingi Dinas Perkim LH Kota Pariaman untuk melakukan penilaian kalpataru bidang pengabdi lingkungan bersama komunitas TDC Desa Apar, Kecamatan Pariaman Utara dibidang penyelamat lingkungan,” kata dia.
“Semoga bisa mewakili Kota Pariaman sampai ke nasional,” harapnya.
Comment