5. Salah satu atau kedua pihak tidak lulus SMA
Penelitian telah menemukan bahwa lebih dari setengah pasangan suami istri yang putus sekolah di bangku SMA akan memiliki pernikahan yang berakhir dengan perceraian.
Sementara jumlah pasangan yang lulus perguruan tinggi hanya 30 persen yang bercerai.
Pendidikan yang rendah dikaitkan dengan kesempatan kerja yang lebih buruk dan penghasilan lebih rendah.
Akibatnya keluarga mengalami masalah finansial serius yang turut meningkatkan stres dalam pernikahan.
6. Suami atau istri terlilit utang
Kondisi keuangan memegang peranan penting bagi keharmonisan di dalam rumah tangga. Sekitar sepertiga kasus perceraian disebabkan karena masalah keuangan.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa pasangan yang memiliki tingkat utang tinggi dan upah rendah lebih cenderung bercerai.
7. Salah satu atau kedua belah pihak pesimis sejak awal
Pandangan optimis pasangan juga penting bagi kelanggengan rumah tangga. Pikiran pesimis terhadap kehidupan dapat membuat pernikahan berubah masam dalam waktu singkat.
Apalagi jika pesimisme berasal dari suami dan istri sekaligus. Pendeknya ini seperti hubungan yang sudah ditakdirkan untuk gagal sejak awal.
Sumber : Merdeka.com
Comment