2. Menikah di usia remaja
Meskipun selalu ada pengecualian, penelitian menunjukkan bahwa peluang pernikahan terbaik terjadi antara usia 20 dan 32 tahun.
Jika Anda menikah terlalu muda, Anda cenderung kehilangan kesamaan atau bahkan rasa cinta kepada pasangan seiring pertambahan umur.
Pasalnya pernikahan itu sendiri dilakukan saat kedua pasangan belum mencapai kematangan dalam berpikir maupun bertindak.
3. Pengantin pria tidak bekerja penuh waktu atau menjadi bapak rumah tangga
Konsep suami yang tinggal di rumah mungkin terdengar sangat progresif dan mulai diterima di zaman modern, tetapi penelitian menunjukkan bahwa ada sesuatu yang tidak sehat dalam pengaturan rumah tangga seperti ini, setidaknya bagi sebagian besar pria.
Studi menunjukkan bahwa pria yang tinggal di rumah sementara istri bekerja di luar lebih rawan bercerai. Hal ini kemungkinan disebabkan oleh konflik tentang beban kerja yang tidak merata atau pria merasa kehilangan sisi maskulin dengan tidak menjadi pemberi nafkah utama.
4. Penghasilan istri lebih besar
Menurut penelitian, risiko perceraian akan meningkat hingga dua kali lipat jika istri memiliki penghasilan yang jauh lebih besar daripada suami.
Sebuah penelitian di Swiss menunjukkan bahwa wanita yang menjadi pencari nafkah memiliki peluang lebih dari dua kali lipat untuk bercerai bila dibandingkan dengan wanita yang tinggal di rumah.
Comment