Mereka juga membawa spanduk putih dengan tulisan tinta merah menolak pemberian kartu kendali solar subsidi kepada perusahaan bus pariwisata.
Patung orang-orangan pria di tulis nama Kadis perindagin dan patung yang menyerupai perempuan ditulis Kabid perdagangan.
Mahasiswa almamater bintang sembilan ini juga menuntut agar kartu kendali solar subsidi itu segera dicabut.
“Ini ngawur namanya, kebijakan pemerintah ini. Jelas rakyat kecil sangat dirugikan,” tegas seorang orator.
Menurut mereka, akibat kebijakan tersebut membuat kelangkaan solar di sejumlah SPBU. Para supir antri setiap hari hanya untuk memperoleh solar.
Tidak hanya menolak kartu kendali solar subsidi, para aktivis PMII ini juga mendesak agar aparat penegak hukum memeriksa oknum pejabat Disperindag Kota Tanjungpinang.
Comment