Karena Ini, Jokowi Disebut Sulit Untuk Dua Periode

  • Whatsapp
Joko Widodo Bersama Ma'ruf Amin (net)

BAROMETERRAKYAT.COM, JAKARTA. Direktur Eksekutif Bimata Politica Indonesia (BPI) Panji Nugraha menilai Joko Widodo sangat sulit memimpin dua periode mengikuti jejak pendahulunya Susilo Bambang Yudhoyono

Sebab, kinerja APBN yang mengalami defisit selama tiga tahun pemerintahan Jokowi sudah mencapai Rp 941,2 triliun, melampaui defisit APBN pemerintahan SBY selama lima tahun yang sebesar Rp 722, 9 triliun.

Bacaan Lainnya

“Artinya bagi rakyat yang menginginkan perbaikan dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi rasanya tidak mungkin untuk memilih Jokowi di Pilpres 2019. Oleh karena rakyat sudah cerdas dan dapat menilai kepemimpinan Jokowi selama empat tahun ini tak mengalami perubahan lebih baik dari sebelumnya,” ucapnya di kutip dari RMOL, Selasa (20/11).

Untuk tahun 2018 ini saja defisit APBN sebesar Rp 237 triliun. Ia menilai bahwa sulit bagi Jokowi membawa Indonesia mencapai target-target pertumbuhan ekonomi yang dijanjikan selama periode awal hingga sekarang,

“Realitasnya Jokowi dianggap tak mampu mengemban tugas besar membawa perubahan pertumbuhan ekonomi yang signifikan dikarenakan dengan defisit APBN saat ini. Artinya pemerintah masih gali lubang tutup lubang yaitu mengutang untuk membayar bunga utang,” tuturnya.

Panji menjelaskan, defisit APBN berasal dari selisih pendapatan negara Rp 1.483,86 triliun dengan belanja negara Rp 1.720,84 triliun. Di situ letak pemerintah yang mau tidak mau melakukan gali lubang tutup lubang.

“Jika demikian artinya tidak ada perubahan siginifikan dari tahun ke tahun di era pemerintahan Jokowi yang selalu mengalami defisit APBN. Hal itu disebabkan oleh kinerja fiskal era Jokowi sangat buruk sebab realisasi pendapatan negara dalam empat tahun angaran selalu di bawah target RPJMN 2015-2019,” paparnya. (red/RMOL)

Pos terkait

Comment