BAROMETERRAKYAT.COM, TANJUNGPINANG. Kuasa hukum Pemerintah Kota (Pemko) Tanjungpinang Agung Wira Dharma angkat bicara terkait foto Wali Kota Tanjungpinang Rahma yang dituding melakukan perbuatan asusila. Agung mengatakan, foto tersebut diambil pada 2019 lalu, pada saat Rahma ikut syuting film Janji Diatas Pelantar.
“Itu fitnah, itu adalah foto beberapa tahun lalu pada saat itu ibuk sedang persiapan pembuatan film Janji Diatas Pelantar dan pria di dalam itu adalah salah satu kru film,” ujar Agung yang juga suami wali kota Tanjungpinang, Minggu (1/8).
Ia menyampaikan, sebelum melakukan syuting wali kota sudah meminta izin kepadanya dan bahkan ia mengantar langsung menunju tempat syuting di salah satu hotel di Tanjungpinang.
BACA: |
Menurutnya, foto yang tersebar tersebut sudah dipotong dan seolah-olah hanya ada dua orang dalam kamar tersebut. Padahal faktanya dalam kamar tersebut ada beberapa orang kru untuk proses pembuatan film tersebut.
“Dalam itu bukan hanya berdua, kalau ini merupakan suatu hubungan tidak pantas, ngapain kita ramai-ramai dalam kamar, ngapain juga ibuk harus lapor saya dan saya juga ngantar dia kok, saya tau kok saya nemamin dia syuting,” ujarnya.
“Terus ada kata-kata perselingkuhan, kalau foto yang diambil di kamar selfi hanya mereka berdua, itu berbeda, ini ada pihak lain yang mengambil foto dan ada orang lain yang terekam difoto itu sebenarnya, tapi itu dipotong. Sudut pandang foto itu seolah-olah dari saya lihat disalah satu media itu gambar berdua menyudut, padahal ini adalah satu bagian,” sambungnya.
Ia menilai ada pihak lain yang sengaja ingin menjatuhkan Wali Kota Tanjungpinang. Untuk itu Agung berharap, agar masyarakat tidak termakan fitnah tersebut.
“Ibuk wali kota memiliki seorang suami, hal-hal yang menyangkut asusila seorang istri pelapor harusnya suami, apabila suami yang melakukan yang melaporkan istrinya, lah saya sendiri tidak ada masalah kok, ngapain mereka sibuk,” tegasnya.
BACA JUGA:
Berkas Perkara Dinyatakan Lengkap, Vina Saktiani Segera Disidang |
Ia menambahkan, sebelum berita tersebut terbit sejak tiga tahun lalu sudah banyak oknum LSM dan oknum media yang ingin melakukan pemerasan. Karena tidak merasa pernah melakukan maka tidak pernah ditanggapi.
“Ini memecah konsentrasi, orang lagi ingin berbuat baik, ingin menyelamatkan masyarakat Tanjungpinang tapi diganggu hal begini. Tujuannya apa, mau mencari simpati masyarakat atau mau menjatuhkan nama seseorang wali kota, bukan seperti itu bukti dulu ini telah memenuhi unsur-unsurnya,” tuturnya.
Comment