Brigjen Junior Berang Akses Jalan Warga Ditutup

  • Whatsapp

BAROMETERRAKYAT.COM, JAKARTA. Hati nurani Brigjen TNI Junior Tumilaar terusik ketika Bintara Pembina Desa (Babinsa) dipanggil dan diperiksa polisi.

Padahal Babinsa di Manado dan Minahasa cuma bermaksud membela Ari Tahiru, 69 tahun, warga pemilik lahan seluas 3,2 hektare yang bersengketa dengan pengembang Ciputra Internasional (Citraland).

Ari menguasai lahan warisan itu sejak 1970-an dan menanaminya dengan ubi dan pisang. Tapi belakangan dia tak leluasa lagi masuk ke lahannya karena tertutup pagar milik Citraland.

“Pak Ari Tahiru orang miskin, buta huruf. Dia cuma punya bukti (surat tanah) berdasarkan register atau letter C di desa. Kemudian akses ke lahannya ditutup. Coba Anda digitukan, saya saja sakit hati lihat itu,” ungkap Brigjen Junior Tumilaar dilansir dari detikcom, Senin (4/10).

Dia tak ingin tatanan sosial dan budaya masyarakat di daerah kelahirannya, Manado, hilang karena penggusuran.

Contohnya, Kampung Winangun yang sudah ada sejak masa penjajahan Belanda, kini tak dikenali lagi karena digantikan pemukiman Citraland. Modus semacam ini banyak terjadi di daerah-daerah lain.

Sebagai Inspektur Kodam XIII Merdeka, Junior mengaku telah berupaya meminta perhatian Forum Komunikasi Provinsi untuk dicarikan penyelesaian secara musyawarah.

Dia juga telah berkomunikasi dengan Kapolda Sulawesi Utara Irjen Pol Nana Sudjana agar polisi bertindak profesional menangani kasus tersebut. Nana adalah temannya satu angkatan di Akabri, 1988.

Tapi semua upaya tersebut tak diindahkan. Ari Tahiru malah ditahan selama 32 hari dan Babinsa yang membelanya ikut diperiksa polisi. Brigjen Junior Tumilaar pun murka. Dia lantas menulis surat terbuka kepada Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo.

“Kapolda Irjen Pol Nana itu teman saya, satu lichting. Sebagai manusia dia teman, secara tindakan tidak,” tegas Junior.

Sebagai perwira tinggi dengan perjalanan karir dan jenjang kepangkatan seperti sekarang dia tentu sangat paham aturan.

Sebelum menjadi Inspektur Kodam, Junior pernah menjadi Komandan Kodim dan dosen di Sesko Angkatan Darat. Karena itu dia menulis surat terbuka dengan tulisan tangan sebagai pribadi.

Akibatnya, Junior Tumilaar harus menjalani pemeriksaan oleh Pusat Polisi Militer Angkatan Darat, pekan lalu. “Saya bertanggung jawab. Saya diperiksa dengan profesional,” ujarnya.

Sumber: Detikcom

Pos terkait

Comment