BAROMETERRAKYAT.COM,TANJUNGPINANG– Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan, meluncurkan program mengembangkan cara untuk mendeteksi riwayat kesehatan melalui Mobile Screening, sebagai upaya perluasan akses bagi peserta JKN–KIS mendapatkan data imformasi kesehatan.
Kepala Cabang BPJS Kesehatan Tanjungpinang, Leni Marlina Manalu, Rabu (1/2) saat jumpa pers bersama media mengatakan, mobile screening merupakan cara mendeteksi riwayat kesehatan para peserta BPJS Kesehatan. Dengan tujuannya untuk mendeteksi lebih awal profil atau data kesehatan atau penyakit peserta.
“Kebanyakan masyarakat kita baru menyadari, apabila telah mengidap penyakit ketika sudah mencapai fase lanjut. Maka itu, dalam rangka meningkatkan kesadaran masyarakat untuk mengelola resiko penyakit-penyakit kronis sejak dini, BPJS Kesehatan meluncurkan layanan Mobile Screening,” kata Leni.
Adapun penyakit-penyakit yang biasa dan sering diabaikan masyarakat yang bisa di deteksi lewat program Mobile Screening ini yakni, Diabetes Melitus, Hipertensi, Ginjal Kronik, dan Jantung Koroner.
“Mobile Screening atau skrining riwayat kesehatan ini merupakan penambahan fitur di aplikasi BPJS Kesehatan. Dimana sebelumnya peserta Jaminan Kesehatan Nasional-Kartu Indonesia Sehat (JKN-KIS) hanya dapat melakukan skrining riwayat kesehatan secara manual, maka dengan program ini peserta bisa melihat langsung potensi resiko kesehatannya di ponsel berbasis android,” kata Leni.
Untuk mengetahui program Mobile Screening ini, peserta dapat mengunduh aplikasi BPJS Mobile di Google Play Store. Kemudian, lakukan registrasi dengan mengisi data.
“Setelah terdaftar lalu klik tombol log in. Peserta dapat memilih menu skrining riwayat kesehatan,” ucapnya.
Lanjut, dikatakannya dalam aplikasi ini peserta akan diminta mengisi pertanyaan yang terdiri atas kebiasaan dan aktivitas sehari-hari, penyakit yang pernah diidap, riwayat penyakit dalam keluarga peserta, dan pola makan peserta. Bila sudah, peserta akan langsung memperolah hasil skrining riwayat kesehatan.
“Kami berharap peserta JKN-KIS dapat lebih aware untuk melakukan pemerikasaan riwayat kesehatannya. Semakin dini peserta mengetahui risikonya kesehatannya, semakin cepat upaya pengelolaan risiko itu dilakukan, sehingga jumlah penderita penyakit kronis dapat menurun dan bisa diatasi,” katanya.(Redaksi/Tuah Kepri)
Comment