Pihaknya, menginginkan harga tebus dari agen ke pangkalan bisa diturunkan atau harga gas elipiji dinaikan menjadi Rp 19.000-20.000 per tabung.
“Kita menginginkan keuntungan pertabung Rp 3.000 sampai Rp 5.000, untuk menutup biaya oprasional dan gaji karyawan,” ucapnya.
Jika usulan mereka diterima, pihaknya menjamin tidak akan ada lagi mark up harga gas elpiji.
Sementara itu, Wali Kota Tanjungpinang Syahrul saat dikonfirmasi mengatakan, kenaikan gas elpiji tersebut merupakan penyesuaian harga, karena dilapangan banyak ditemukan harga elpiji diatas Harga Enceran Tertinggi (HET) Rp 15.000.
“Harga 15.000 dipasaran itu tidak ada, harga dari 18.000 sampai 20.000. Jadi kita hanya menyesuaikan tarif angkutan dan segala macam,” ujar Syahrul saat ditemui di Kantor Camat Tanjungpinang Barat.
Disingung keluhan pangkalan tidak dilibatkan dalam pembahasan kenaikan elpiji itu, dia menyebutkan pihaknya hanya melakukan pembahasan dengan agen. “Kalau ke pangkalan, itu agen yang akan memberitahukan,” ucap Syahrul sembari berlalu meninggalkan awak media. (Sahrul)
Comment