Empat Ribu Mengantarkan Suryanto Jadi Pedagang Bakso Sukses

  • Whatsapp

Pepatah mengatakan dimana ada kemauan disitu ada jalan, kata-kata bijak inilah yang menjadikan motifasi Suryanto berbagi pengalaman bagaimana memulai usaha yang mengantarkannya bersama kelurga hidup mapan.

Berbekal uang Rp 4.000 pemberian dari orang tuanya, Pria kelahiran Solo Jawa Tengah 53 tahun silam mencoba merantau ke Maluku Ambon. Di provinsi yang pernah dilanda konflik sara itu, Suryanto mengawali hidup diperantauan dengan menjual es crim. Kendati hasil penjualan es crim tahun 1981 itu dirintis hingga tahun 1983 tidak seberapa, namun bisa dijadikan batu loncatan untuk menimba pengalaman.

Waktu di Ambon ia tinggal dirumah kakaknya yang paling tua yang sudah dulu merantau di sana.

Ketika itu Suryanto yang hanya tamatan Sekolah Dasar (SD) di tempat kelahirannya itu, kembali mencoba nasib di Bengkulu.

Di Sumatera Suryanto mencoba berjualan kain keliling. Namun lagi-lagi perjuangan hidupnya ini belum juga membuahkan hasil yang memadai.

Tidak lama Suryanto berjualan kain, ia mencoba pindah ke Tanjungpnang Kepulauan Riau. Tahun 1987 Suryanto pertama kali memijakan kakinya di bumi melayu.

Ia pun bekerja disalah satu warung bakso Solo di KM 4. Satu tahun Suryanto mendapatkan pengalaman membuat bakso ditempat kerjanya.

Akhirnya pria berbadan kecil ini pun pindah ke Kijang Kecamatan Bintan Timur. Di daerah baru nya itu bapak dua anak ini pun mencoba merintis berjualan mie ayam bakso keliling.

Dengan modal Rp 400 ribu tahun 1987, Suryanto berdagang mie ayam bakso keliling dengan gerobak.

“Awalnya modal Rp 12.000, untuk bahan mie ayam bakso. Diracik sendiri mie, ayam dan baksonya,” ujar Suryanto menceritakan saat ditemui di Kijang.

Dari tahun ke tahun usaha berdagang mei ayam bakso ia tekuni. Walau kadang laku, kadang tidak.

“Maklum saat itu banyak yang beli dengan harga 300 sampai 500. Ya ada untung dikit lah, karena harga emas kala itu juga rendah,” paparnya.

Suryanto yang saat itu masih lajang tetap semangat, walau tinggal di rumah kontrakan cukup sederhana Ia optimis menenkuni usahanya hingga kini.

Akhirnya Suryanto menikah dengan gadis sekampungnya yang ketemu di Kijang, hingga dikarunia dua putri yang saat ini sudah bekerja.

Dari usaha dagang mie ayam bakso, Suryanto mampu membangun rumah yang cukup besar di Solo.

Hingga kini walau ekonomi dan lapangan kerja serba sulit, Suryanto bisa hidup mapan dengan usaha berjualan mie ayam.

“Sekarang Alhamdulillah rumah udah siap di bangun di kampung, sesekali kami pulang kampung udah ada tempat tinggal dan engak sulit lagi. Tradisi merantau memang turun temurun bagi warga di kampung ,” ujar Suryanto yang telah menekuni berdagang mie ayam bakso hampir 30 tahunan. *

Pos terkait

Comment