BAROMETERRAKYAT.COM, Tanjungpinang. Kelompok Kerja (Pokja) Empat Unit Layanan Pengadaan (ULP) Barang dan Jasa Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) diduga ‘Bermain Mata’ dengan kontraktor untuk memenangkan inisal PT. RT dalam lelang proyek pengadaan Pusat Listrik Tenaga Surya (PLTS) terpusat kWp di Selat Limau, Mantang Besar, Kecamatan Bintan Timur, Kabupaten Bintan.
PLTS merupakan proyek dari Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral Provinsi Kepri dengan mengunakan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) 2017 dengan penawaran Rp 2,424 Miliar.
Dari informasi yang dihimpun Barometrrakyat, dari sumber yang tidak mau dimuat namanya mengatakan, Pokja empat diduga ‘bermain mata’ dengan kontraktor disaat pembuktian berkas.
“Waktu saat pendaftaran online memang lengkap tapi pada saat pembuktian klarifikasi berkas, berkas yang asli tidak pernah ada sampai saat lelang proyek tersebut di menangkan oleh Pokja,” ucap sumber, Minggu (17/9) lalu.
Sumber tersebut mengatakan bahwa berkas tersebut sangatlah penting dalam proyek tersebut, namun berkas tersebut belum ada sampai saat lelang pekerjaan selesai.
“Kalau berkas tersebut tidak ada pada saat pembuktian klarifikasi, seharusnya rekanan tersebut berhak di gugurkan oleh Pokja, bukan diloloskan begitu saja,” ujar sumber.
Menurutnya, juga pernah melihat oknum Pokja dan rekanan kontraktor pemenang lelang (PT RT) bertemu di salah satu kedai kopi depan Ramayana Jalan Wiratno Tanjungpinang, dua bulan lalu atau pada saat selesai penunjukan lelang.
“Dua bulan lalu mereka jumpa (oknum Pokja dan rekanan), selepas penujukan pemenang lelang, saya melihat mereka duduk bersama. Mereka mungkin menceritakan tentang proyek ini.” ungkapnya
Di tempat yang berbeda kepala Pokja empat, Tomi saat di konfirmasi atas informasi dugaan ‘main mata’ tersebut oleh Barometerrakyat terkesan bungkam.
Tomi yang coba di jumpai Selasa (19/9) kemarin, menghindar pada saat mengetahui adanya keberadaan Barometerrakyat.
“Tadi bapak ada coba tunggu saja, mungkin lagi sholat,” sebut salah satu staf ULP Barang dan Jasa yang tidak diketahui namanya.
Namun pada saat di tunggui oleh Barometerrakyat, Tomi beralasan sakit. Meminta kepala ULP Barang dan Jasa, Zaenal untuk memberitahukan kepada Barometerrakyat untuk berjumpa besok (Rabu, red) .
“Dek pak Tomi nya kabari, katanya pak Tomi tiba-tiba sakit perut dan dia minta besok jumpa jam 9.” Ucapnya
Barometerrakyat coba untuk mengikuti arahan kepala ULP Barang dan Jasa Kepri untuk menemui Pokja Empat pada Rabu (20/9). Namun lagi-lagi Tomi menghindari Barometerrakyat, dengan alasan sedang ada urusan Anwizing paket.
“Pak Tomi lagi ada Anwizing nanti telpon saja dia ya.” Ucapnya staf saat ditemui awak media ini sekitar Pukul 9.00 Wib, Rabu (20/9).
Barometerrakyat kembali menghubungi Pokja empat Tomi melalui sambungan ponsel. Pangilan yang dilayangkan Barometerrakyat tidak ada jawaban, hanya terdengar nada bahwa pangilan masuk.
Berselang beberapa menit, kembali melayangkan pesan singkat, dalam balasan pesanan singkat Tomi mengajak Barometerrakyat untuk menemuinya di kantor siang.
“Maaf blm bs jumpa pagi ni, siang aja kekantor lagi ya bg… maaf klu tertunda… saya lupa ada anwizing paket tadi pagi,” ungkapnya seperti dikutip barometerrakyat melalui pesan singkat.
Barometerrakyat mencoba konfirmasi lebih lanjut siangnya, namun saat di konfirmasi Tomi mengatakan, dirinya enggan berkomentar atas dugaan ‘bermain mata’ untuk memenangkan satu kontraktor dalam lelang tersebut.
“Saya no coment atas dugaan tersebut apakah betul apa tidak saya diam saja,” ujarnya saat dikonfirmasi.
Ia membenarkan bahwa pelelangan tersebut memang pihaknya Pokja empat yang menangani pelelangan tersebut namun lagi-lagi dirinya enggan berkomentar. “Memang betul paketan itu saya yang pegang, namun saya tak mau berkomentar lah,” kata Tomi
Dihari yang berbeda, Kamis (21/9) Barometerrakyat coba konfirmasi ke PT. RT yang diduga ‘bermain mata’ bersama Pokja Empat. Beni karyawan PT. RT mengatakan bahwa dirinya tidak tahu tentang hal tersebut, meskipun saat itu dirinya yang mengantarkan langsung untuk klarifikasi berkas.
“Saya ngak tau mas, bukan tugas saya. Tugas saya di lapangan, coba tanyakan ke bos langsung,” ucapnya saat dihubungi melalui sambungan ponsel.
Barometerrakyat, kembali menghubungi Komisaris PT. RT, Neldi melalui sambungan ponsel namun tidak ada jawaban, meskipun pangilan yang dilayangkan barometerrakyat terdengar suara masuk.
Muhammad Danu
Comment