BAROMETERRAKYAT.COM. Sempena peringatan Hari Olah Raga Nasional (Haornas) XXXIX, Sabtu, (9/9), dengan tema “olahraga menyatukan kita” maka Gunung Tidar merupakan tempat disatukannya tanah dan air seluruh nusantara yang diambil dari Sabang sampai Merauke.
Dari seluruh kabupaten/ kota di Indonesia, hanya 125 kabupaten/kota terpilih yang diambil tanah dan airnya, semuanya disatukan di gunung tidar, kota Magelang, Jawa Tengah, dan dijadikan monumen tanah air nusantara.
Tanjungpinang merupakan kota yang disinggahinya diantara 90 kabupaten/kota se-indonesia tersebut. Tanah dan Air Tanjungpinang diambil dari pulau penyengat pada tanggal 21 mei 2017 yang lalu, oleh para pesepeda gowes pesona nusantara.
Sedangkan pada hari Sabtu, (09/09/2017), puncak Haornas Wakil Walikota Tanjungpinang H. Syahrul, S. Pd bersama Menteri Pemuda dan Olah Raga Iman Nahrawi beserta Bupati/Walikota terpilih lainnya, mengaduk tanah dan air masing-masing daerah tersebut menjadi satu di hadapan ribuan pengunjung stadion Moch Soebroto kota Magelang, sehingga menjadi Tanah air nusantara, dan selanjutnya dibawa ke puncak gunung Tidar disatukan menjadi monumen Tanah Air Nusantara.
Sebelum disatukan, tanah dan air yang sudah dimasukkan ke dalam kendi, dibawa oleh pemuda pemudi dari berbagai daerah, termasuk juga pemudi Tanjungpinang dengan pakaian adat melayu.
Iman Nahrawi, mengatakan, percampuran dua elemen alam itu merupakan momen sakral penyatuan semangat kebangsaan sebagai warga negara. Tanah dan air diambil oleh para pesepeda Gowes Pesona Nusantara (GPN) dari 125 kabupaten/kota.
“Tidak sekadar Gowes, mereka juga membawa tanah dan air dari kota masing-masing, bukan sembarang tanah dan air yang diambil, tapi merupakan tanah dan air yang diambil dari tempat -tempat mulia, agung dan keramat,”ujarnya.
Ditambahkannya, bahwa tanah dan air itu bukan sekadar simbol kebersamaan, tetapi juga pesan bahwa tanah dan air Indonesia harus dirawat dan dijaga selama-lamanya. Perbedaan bukan penghalang untuk bersama dan maju. Gunung Tidar nanti akan menjadi saksi sejarah berdirinya monumen yang tanah dan airnya dari ratusan daerah di Indonesia.
Sementara itu, Syahrul, turut gembira terpilihnya tanah dan air pulau Penyegat yang sudah bersatu dengan tanah dan berbagai penjuru nusantara, sebagai simbol persatuan dan harmonisasi NKRI.
“Penyengat kaya akan nilai sejarah, yang perlu terus kita rawat dan kita jaga. Kehadiran para Gowes ke daerah kita, secara tidak langsung sebagai ajang promosi wisata daerah kita, serta dapat pula meningkatkan ekonomi dan masyarakat bisa memanfaatkan setiap kesempatan atau event-event yang ada,” ungkapnya
Foto : Humas
Narasi : Humas
Comment