Menurut Fachrul, setiap orang memiliki referensi yang mungkin berbeda-beda.
Dia pun mencontohkan seorang dokter spesialis yang dituntut oleh pasien karena memberi resep obat tak sesuai harapan pasien.
“Karena dokter spesialis pun bisa dituntut pasien yang tidak tahu apa-apa. Dia bisa mengatakan, ‘Dok, Anda salah ngasih obat ke saya, obat yang Anda kasih dampak negatifnya sangat banyak’. ‘Loh saya dokter spesialis’. ‘Lha saya baca dari ratusan dokter spesialis lain’,” katanya.
Sumber : Detikcom
Comment