Siapa sangka, keberaniannya mendatangi pemerintah didukung hingga akhirnya menjadi salah satu pedagang batik tersohor di Tanjungpinang.
“Ini soal bagaimana cara mengimplementasikan isi pikiran kita ke selembar kain. Setiap kain selalu saya trademark Melajoe Batik. Saya ingin batik di tanah melayu ini berlari, tidak hanya motif itu-itu saja,” Ucapnya.
Begitu mendapati makna filosofis tiap motif batiknya, Tyas lantas fokus menjajakan Melajoe Batik melalui sosial media.
“Kanal digital saya akui sangat bermanfaat sekali, 70 persen saya berjualan via online. Caranya dengan menyebarkan testimoni. Semuanya kami screenshot, mulai dari percakapan di instagram, pesanan orang, lalu kita sebarkan. Disinilah letak jual belinya. Orang tertarik dan percaya bahwa produk tersebut memang ada,” tukas Tyas.
“Kita harus banyak berlajar dengan yang muda-muda, tidak hanya dari followers nya saja yang banyak tapi bagaimana cara menyajikan produk tersebut agar bisa diterima oleh teman semua sesuai dengan kebutuhan. Caption juga mempengaruhi, kalau bisa dijelaskan filosofi motifnya. Jadi orang tahu dia beli motif apa, tambahnya menutup gelaran JNE Ngajak Online.
Sebagai informasi, Tanjungpinang merupakan kota ke-55 dari gelaran webinar JNE Ngajak Online 2021 – Goll…Aborasi Bisnis Online 2021 yang sebelumnya telah dilakukan di Tasikmalaya.
Gelaran webinar ini turut hadir dalam rangka memperingati hari jadi kota Tanjungpinang yang ke-20 pada 17 Oktober 2021.
Setelah Kota Tanjungpinang, gelaran roadshow ini akan kembali hadir di Kota Pontianak pada 25 Oktober 2021.
Roadshow di 60 kota di seluruh Indonesia, JNE Ngajak Online 2021 dimulai pada 26 Januari 2021 di Samarinda dan akan berakhir pada 29 Desember 2021 di Ternate.
Redaksi
Comment