Dijelaskan Zakmi, kemungkinan untuk hal baik dan terburuk bisa terjadi jika kita lengah.
“Kami selaku pelaku usaha juga mengharapkan pelaksanaan Travel Bubble ini juga berdampak positif bagi masyakarakat Kepri,” tambahnya.
Disisi lain, berdasarkan fakta memang sejak Covid-19 dan pemberlakuan Lock Down di Singapura, berdampak signifikan pada masyarakat kepri terutama Batam, Bintan dan Tanjungpinang.
Divisi bidang ekonomi SMSI Kepri Zekma Albert, menjelaskan, konsep travel bubble tidaklah rumit.
Kebijakan ini membuat masyarakat dari kedua negara mampu melakukan perjalan dari dan ke negara yang bersangkutan.
“Sekali lagi, apa yang dilakukan pemerintah menimbulkan pemikiran akan manakah yang lebih utama antara menjaga keselamatan dan kesehatan atau kondisi ekonomi. Travel bubble diharapkan mampu menjadi solusi untuk memenuhi tujuan pengembangan ekonomi bagi sektor pariwisata maupun berbagai sektor bisnis lainnya di Indonesia. Pulihnya pariwisata tidak menyegarkan dirinya sendiri, tetapi juga berbagai industri hiburan, kuliner, bahkan UMKM di sekitar tempat pariwisata,” kata Zekma Alber.
Kata Zekma, dengan perolehan PDB Singapura di tahun 2018 mencapai USD 364,139 miliar dan Indonesia USD 1,04 triliun, memperlihatkan betapa kuatnya perekonomian kedua negara.
“Nilai perdagangan kedua negara mencapai USD 34.354,5 juta, saat ini kita kehilangan 40 persen,” ujar Zekma lagi.
Kata Zekma, Covid-19 di Indonesia tak tahu kapan akan berakhir meskipemerintah sudah berupaya untuk membentengi warga negara Indonesia.
Comment