BAROMETERRAKYAT.COM, JAKARTA – Presiden Joko Widodo mengingatkan kepada pelaku usaha industri e-commerce di Indonesia agar siap bersaing dalam kompetisi global. Selain itu, Presiden juga meminta agar masyarakat Indonesia mampu bergerak cepat untuk mengejar ketertinggalan Indonesia dalam menghadapi era digital. Rabu (27/4)
Dalam sambutannya, Presiden merasakan sendiri ketertinggalan industri e-commerce Indonesia setelah melakukan kunjungan ke Amerika Serikat beberapa waktu lalu.
“Era digital ini perubahan sangat cepat sekali. Saya sangat kaget ketika masuk ke Silicon Valley. Begitu masuk saya merasakan kita tertinggal jauh sekali,” ungkapnya.
Usai kunjungan tersebut, Presiden pun bertekad untuk mengejar ketertinggalan tersebut. Hal ini dilakukan agar Indonesia tidak tertinggal semakin jauh dalam persaingan global.
“Saat itu juga saya memutuskan dalam pikiran saya, pulang ke Indonesia secepatnya kita harus bergerak. Tidak ada waktu lagi. Kalau tidak dilakukan kita akan betul-betul tertinggal,” tegas Presiden
Sebagai gambaran, target volume bisnis ekonomi digital Indonesia adalah USD 130 miliar pada tahun 2020 dan jantung pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia terletak di perkembangan industri e-commerce dan masyarakat Indonesia yang semakin sadar akan teknologi digital.
Di tahun 2014, nilai transaksi e-commerce baru sekitar USD 12 miliar atau sekitar Rp. 150 triliun dengan 72 juta penduduk Indonesia yang aktif di internet. Angka ini meningkat hampir 50% dibandingkan tahun 2013 dan diperlirakan akan terus meningkat di masa depan. Terlebih lagi jika 250 juta penduduk Indonesia aktif di internet, nilai transaksi bisa meningkat ratusan persen.
Presiden Joko Widodo menekankan agar para perintis startup Tanah Air mampu berkompetisi secara global. Beliau juga menjelaskan apa yang dilakukan oleh startup-startup di Amerika Serikat sewaktu Presiden melakukan kunjungan kerja di sana.
“Saya berpikir untuk memperbesar jumlah developer dan startup kita untuk bisa menyamai negara lain yang sudah memulai beberapa tahun sebelum kita. Di sana kita bicara menyiapkan workshop, inkubator, modal ventura, dan dengan itu ekosistem akan terbentuk. Ekosistem itu nanti akan mengemudikan kita semuanya dalam berkompetisi dengan negara lain” jelasnya.
Lebih jauh, Presiden juga kembali mengingatkan akan persaingan yang akan terjadi ke depannya. Presiden meminta kepada pelaku industri agar dapat mempersiapkan diri sebaik-baiknya. Terlebih ketika mengetahui bahwa pelaku e-commerce terbesar di China sudah melakukan ekspansi di Indonesia.
“Kita yang sudah berjalan ada banyak seperti yang tadi disampaikan. Ada Tokopedia, Bukalapak, Go-Jek, Blibli, Traveloka. Tapi minggu kemarin saya dengar Alibaba sudah masuk dan ini menjadi peringatan buat kita semua,” tutur Jokowi.
Namun demikian, masuknya kompetitor dari luar Indonesia dimaknai positif oleh Presiden Joko Widodo. Beliau memandang bahwa Indonesia kini mulai dilirik oleh pasar global.
“Dari luar sudah melihat potensi kita besar, potensi digital ekonomi kita besar. Oleh karena itu di sini ada peluang yang harus diisi,” tambah Presiden.
Presiden juga menekankan agar anggaran untuk kegiatan pengembangan startup Tanah Air dapat disiapkan dengan baik. Presiden mencontohkan negara Thailand di mana mereka menyiapkan dana sekitar Rp 7 triliun khusus untuk program pengembangan startup. Kalau Indonesia tidak cepat bergerak, maka Indonesia akan tertinggal dalam kompetisi. Namun demikian, kompetisi dan kendala yang ada tetaplah harus dihadapi dengan berani.
“Tapi itu tantangan yang harus kita hadapi dan kita harus berani hadapi. Waktu saya undang dulu yang 10 orang ke Istana, saya tanya, apa berani bersaing, semuanya menyatakan berani. Apakah menang, saya tanya. Pak, Kalau kita diberi peluang, diberi support dari belakang, pasti kita menang,” kenang Presiden.
Dalam sambutan penutup, Presiden Joko Widodo berharap agar e-commerce dapat menjembatani pelaku UKM dan produk-produk dari pelosok desa agar dapat terhubung dengan konsumennya di seluruh Indonesia.
“Saya titip e-commerce ini agar bisa digunakan untuk membantu kita, utamanya petani yang mau jual produk, nelayan, UKM, juga produk dari kampung, desa, dan pelosok-pelosok supaya bisa difasilitasi dengan aplikasi-aplikasi yang bisa membantu mereka,” tutupnya.(ISTIMEWA/REDAKSI)
Comment