Peta Jalan Transformasi Ekonomi Kepulauan Riau Diluncurkan

  • Whatsapp

BR. KEPRI – Tiga wilayah di Indonesia yakni Natuna Selat Malaka, Teluk Cendrawasih dan Selat Capalulu, memiliki proyeksi nilai tambah ekonomi berbasis perairan atau ekonomi biru, akan mencapai USD 30 triliun pada 2030 nanti. Mengingat strategisnya posisi wilayah perairan Indonesia yang menjadi penghubung lalu lintas perairan internasional melalui tiga jalur Alur Laut Kepulauan Indonesia.

Demikian disampaikan
Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/ Kepala Bappenas Suharso Monoarfa, saat membuka kegiatan Indonesia Development Forum (IDF) Tahun 2023 di Radison Golf dan Convention Centre Sukajadi Kota Batam.

Kegiatan mengangkat tema “Advancing Blue Economy Innovation and Collaboration”, kata Suharso, apabila potensi-potensi ini dioptimalkan, maka ekonomi biru akan dapat meningkatkan efektivitasnya dengan memberikan perlindungan habitat dan biodiversitas. Diantaranya 20 persen penurunan gas rumah kaca, menciptakan sekitar 12 juta lapangan kerja pada 2030 mendatang, serta keuntungan investasi laut berkelanjutan yang mencapai USD15,5 triliun.

Meski begitu, ada tantangan yang dihadapi dalam mengimplementasikan ekonomi biru di berbagai aspek. Karenanya, Kementerian PPN/Bappenas menyusun Indonesia Blue Economy Roadmap Edisi II untuk pengembangan ekonomi biru yang berkelanjutan dan inklusif, melalui empat pilar utama.

“Pertama, mengamankan laut yang sehat, tangguh, dan produktif. Selanjutnya yang kedua, meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan secara lingkungan. Berikutnya yang ketiga, meningkatkan kesehatan, kesejahteraan, dan kemakmuran bersama. Dan yang terakhir, menciptakan lingkungan yang mendukung secara keseluruhan,” ungkap Suharso.

Ia menambahkan, memasuki Indonesia Development Forum 2023 atau edisi kelima tahun ini, Kementerian PPN/Bappenas turut meluncurkan Peta Jalan Transformasi Ekonomi Kepulauan Riau untuk pertumbuhan ekonomi, industri pengolahan, serta pemerataan antar kabupaten/kota.

Sementara itu Gubernur Kepri Ansar Ahmad mengatakan, sebagai provinsi kepulauan, Provinsi Kepri sangat tepat dijadikan pusat pelaksanaan IDF Tahun 2023. Apalagi Kepri memang memiliki potensi teritorial kelautan yang terbentang sangat luas.

“Di antaranya, pengembangan potensi pariwisata, termasuk di dalamnya ada kawasan ekonomi khusus pariwisata dan halal wisata di Pulau Penyengat Tanjungpinang. Juga ada industri berbasis maritim yang saat ini jumlahnya telah mencapai 256 industri dan tersebar di tujuh kabupaten/kota di Kepri” katanya.

Editor: ERWIN

Pos terkait

Comment