BAROMETERRAKYAT.COM, TANJUNGPINANG. Sekretaris Daerah Kota Tanjungpinang Riono mengatakan, akan memanggil seluruh peternak ayam dan pengusaha di Tanjungpinang.
“Kita sudah menagendakan memanggil peternak (ayam) kemudian pengusaha apa penyebab naiknya (ayam, telor). InsyaAllah minggu depan,” ungkap Riono yang juga ketua Tim Pengendali Inflasi Tanjungpinang, Kamis (9/8).
Selain itu, sambung Riono, juga akan memanggil pengusaha tempe, karena saat ini harga tempe juga mengalami kenaikan.
Dia mengatakan, kenikan ayam, telor dan tempe bisa mempengaruhi inflasi Tanjungpinang.
Inflasi Tanjungpinang pada Juli 2018 tercatat 0,42 persen, naik dibandingkan bulan Juni yang tercatat 0,24 persen.
“Salah satu pemicunya mungkin karena kenaikan harga ayam,” katanya.
“Rapat nanti kita akan mendapat masukan baik dari pelaku usaha dan distributor. Nanti kita akan dengar semuanya dan baru mengambil kebijakannya,” tambahnya.
Harga Ayam Meroket
Harga ayam di sejumlah pasar di Tanjungpinang meroket, dari pantauan Barometerrakyat.com, dipasar KUD, Plantar II, harga tembus diangka Rp 42 perkilo.
Meroketnya harga ayam diperkirakan sudah satu bulan lalu.
“Naiknya bertahap harga awal 35 Ribu perkilo, lalu 38 Ribu per kilo dan sekarang 42 per kilo,” ungkap salah satu pedagang Iwan (25) kepada Barometerrakyat.com.
Dia mengatakan, naiknya harga ayam karena stok ayam kurang.
Biasanya, kata dia, satu hari bisa membawa empat kantong ayam untuk dijual. “Sekarang hanya bisa bawa dua kantong,” ucapnya.
Dia menambahkan, ayam yang dijual didatangkan dari Gesek, Kabupaten Bintan.
Pengusaha Tahu Tempe Menjerit
Lemahnya mata uang rupiah terhadap dolar bikin pengusaha Tempe dan Tahu Tanjungpinang menjerit.
Pasalnya, harga bahan baku pembuatan tahu tempe yakni Kedelai ikut melambung tinggi.
Karena, bahan baku pembuatan tahu tempe tersebut masih di impor dari luar negeri.
Salah satu pengusaha tahu tempe di Batu Hitam Lehan menuturkan, harga Kedelai mencapai Rp420 per karung, sebelumnya Rp 360 per karung.
“Pengaruh karena rupiah melemah, kita bahan baku masih impor. Kalau saya kedelai didatangkan dari Malaysia,” ucapnya kepada Barometerrakyat.com di kediamannya, Jumat (3/8).
Menurutnya, dengan harga kedelai melambung tinggi, keuntungan hanya cukup untuk biaya oprasional.
Bahkan, kata dia, sudah merumahkan satu pekerja ditempat produksi tahu tempe miliknya.
“Mau bagaimana lagi, keuntungan hanya cukup untuk biaya oprasional,” katanya.
Dia menambahkan, pengusaha tahu tempe di Tanjungpinang juga sekapat untuk menaikan harga tahu dan tempe.
“Hari senin harga mulai naik,” tukasnya.
Comment