Nelayan Pulau Rempang saat dilatih membuat kolam budidaya ikan air tawar.(istimewa)
BAROMETERRAKYAT COM,BATAM-
Nelayan Pulau Rempang Kecamatan Galang, Kota Batam, Kepulauan Riau,
diberikan pelatihan oleh
Inisiasi Masyarakat Adat (IMA), terkait Budidaya Ikan dan Bisnis.
Ketua Inisiasi Masyarakat Adat (IMA), Nukila Evanty, dalam kunjungannya ke Rempang, mendengarkan keluhan nelayan.
“Kami takut melaut karena ancaman relokasi paksa. Kami merasa terpinggirkan,” ungkap Miswadi, seorang nelayan berpengalaman.
Sementara Culi menambahkan, akses pasar semakin tertutup.
“Kami butuh alternatif untuk bertahan,” ucapnya.
Pulau Rempang dikenal sebagai rumah bagi banyak nelayan yang berjuang di tengah tantangan yang semakin berat. Dengan total produksi ikan mencapai 11.487 ton pada tahun 2020, nelayan di sini berperan penting dalam pasokan ikan untuk masyarakat. Namun, cuaca yang tak menentu dan terbatasnya akses pasar membuat kehidupan mereka semakin sulit.
Pelatihan selama dua hari itu, dimulai dengan pembuatan kolam ikan air tawar, yang diharapkan menjadi solusi bagi nelayan dalam menjalankan usaha mereka.
“Kami ingin memberikan pengetahuan dan alat untuk memanfaatkan sumber daya yang ada,” kata Nukila.
Para nelayan sangat antusias berkumpul, mendengarkan instruksi dan teknik pembuatan kolam dari para ahli.
“Dengan kolam ini, kami bisa budidaya ikan tanpa harus bergantung sepenuhnya pada laut,” ujar Culi.
Pada hari pertama pelatihan, peserta diajari cara membuat kolam ikan yang efisien dan ramah lingkungan.
“Kami ingin mereka merasa didukung dan termotivasi untuk kembali berjuang,” kata Nukila.
Di hari kedua dilanjutkan dengan pelatihan bisnis, di mana nelayan diajarkan cara mengidentifikasi pasar dan buyer yang potensial untuk hasil budidaya mereka.
Sebagai simbol komitmen IMA, Nukila juga akan menyerahkan satu kolam ikan budidaya kepada perwakilan nelayan.
“Pelatihan ini tidak hanya untuk nelayan, tetapi juga memberi kesempatan bagi perempuan di komunitas untuk terlibat aktif dalam budidaya ikan, memperkuat ketahanan ekonomi keluarga,” jelasnya.
Dengan menggandeng unit UMKM dari Universitas Internasional Batam (UIB), IMA berharap pelatihan ini dapat membangkitkan semangat para nelayan.
“Nelayan Rempang adalah penjaga laut yang perlu diingat dan didukung. Melalui pelatihan ini, kami ingin memastikan bahwa mereka tidak hanya bertahan, tetapi juga berkembang,” ujarnya.
Nukila mengajak semua pihak, termasuk pemerintah dan sektor swasta, untuk bersatu membantu nelayan Rempang.
Penulis: Redaksi
Comment