BR. KEPRI –
Kepercayaan investor untuk berinvestasi di Kepri tetap tinggi meskipun saat ini perekonomian dunia sedang tidak pasti pasca pandemi dan akibat perang antara Rusia dan Ukraina.
“Memang dalam kondisi seperti saat ini pasti para investor sangat berhati-hati. Namun dengan segala potensi yang kita miliki, pasti membuat investor tertarik” kata Gubernur Kepri Anaar Ahmad.
Anaar menambahkan hal ini dibuktikan dengan eksisnya para investor di 3 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Kepri, yakni KEK Galang Batang, KEK Nongsa Digital Park, dan KEK Batam Aerotechic. Ditambah ada tiga kawasan perdagangan bebas di Kepri atau Free Trade Zone (FTZ) yang meliputi Batam, Bintan, dan Karimun.
” Berbagai kemudahan telah diberikan kepada calon investor melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) untuk menarik minat investasi di Kepri” ucapnya.
Ansar memaparkan,realisasi investasi di Kepulauan Riau sejak tahun 2021 hingga triwulan III tahun 2022, baik Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mencapai Rp 38,24 triliun dengan total lebih dari 10 ribu proyek.
Di tahun 2021, realisasi investasi PMA di Kepri mencapai USD USD 1.043 Juta atau Rp 15,24 Triliun dari 2.383 proyek, dan realisasi investasi PMDN senilai Rp 9,77 triliun dari 5.007 proyek.
Sedangkan untuk tahun 2022 sampai dengan triwulan III, realisasi investasi PMA senilai USD 660 juta atau Rp 9,47 triiun dari 1.286 proyek. Kemudian realisasi PMDN mencapai Rp 3,76 triliun dari 1.388 proyek.
Kepri pun dilirik Pemerintah Pusat untuk dijadikan salah satu dari 13 provinsi di Indonesia yang memuat proyek investasi dalam penyusunan Peta Peluang Investasi (PPI) proyek prioritas strategis oleh Kementerian Investasi/BPKM pada Agustus tahun 2022 yang lalu.
Kemenko Perekonomian juga tengah menyiapkan master plan pembangunan Kepri yang berbasis potensi daerah di 7 Kabupaten/Kota yang diharapkan ke depan Kepri akan menjadi lokomotif investasi di Indonesia.
Comment