BAROMETERRAKYAT.COM, NATUNA. Menurut Wakil Bupati Natuna, Hj. Ngesti Yuni Suprapti, MA pengaruh globalisasi dan perkembangan geopolitik dan geoekonomi terutama Natuna sebagai daerah penghasil sumberdaya ikan terbesar harus mengubah orientasi politik dari pendekatan keamanan ke pendekatan kesejahteraan.
Natuna harus memiliki langkah-langkah strategis untuk dapat memanfaatkan potensi kekayaan alam berupa ikan.
Hal ini berkaitan dengan adanya dorongan pengaruh globalisasi dan perkembangan geopolitik dan geoekonomi dunia saat ini.
“Memang harus kita bangkitkan, karena pemerintah pusat menginginkan Natuna bisa lebih baik dan terkenal, makanya Natuna dijadikan geopark nasional salah satu daerah yang kaya akan potensi sumber daya alamnya, baik perikanan maupun pariwisata,” ungkap Ngesti, diruang dinasnya Rabu 24 Maret 2021.
Kata Ngesti dalam hal ini kategori kesejahteraan bagi masyarakat atas kekayaan alam dimiliki Natuna menjadi yang utama. Karena sumber kekayaan alamnya luar biasa seperti sektor perikanan.
“Kita pakai pancing saja bisa dapat ikan besar dan banyak, coba di daerah-daerah lain mungkin tidak bisa seperti itu. Makanya kesejahteraan APBD kita untuk masyarakat nelayan Natuna agar bisa mandiri sangat penting, karena yang perlu ditekankan dalam hal ini bagaimana sumber daya alam harus bisa memberikan manfaat bagi masyarakatnya,” sebut Ngesti.
Ngesti menjelaskan Sumber Daya Alam (SDA) yang mengeliling Natuna harus disejalankan juga dengan kesiapan Sumber Daya Manusia (SDM).
“Sekarang banyak anak-anak kita sudah sekolah pulang tetapi belum bisa mengolah SDA, contoh sarjana perikanan tapi pulang kampung jadi wartawan. Nah, ini bagaimana meningkatkan kesejahteraan sesuai dengan skilnya. Jadi bagaimana anak-anak kita yang sudah sekolah bisa mengelola SDA tadi,” harapnya.
Kepala Dinas Perikanan, Zakimin Yusuf dalam hal ini membenarkan bahwa Natuna memiliki posisi strategis di bidang perikanan.
“Kita punya wilayah WPP RI 771, potensi kita telah dikaji oleh KKP sekitar 767 ribu ton pertahun. Jadi memang besar, namun potensi yang besar itu belum terkelola secara baik, mungkin karena nelayan Natuna masih tradisional dan jangkauan penangkapan mereka terbatas dan kita juga tidak punya kewenagan terkait izin penangkapan,” sebutnya kepada wartawan media ini diruang dinasnya, Rabu, 17 Maret 2021.
Comment