Gubernur Ansar silaturahmi dengan jamaah usai sholat Idul Fitri di Batam. (F.Istmw)
BR.KEPRI-Gubernur Kepulauan Riau Ansar Ahmad menjadi Khatib Idul Fitri 1444 H di masjid At-Taubah Perumahan Bambu Kuning Kelurahan Bukit Tempayan, Kecamatan Batu Aji, Kota Batamm.
Anaar dalam khotbahnya mengajak para jamaah untuk mengingat pengorbanan orang tua yang tak pernah lelah berjuang dan berkorban demi keluarga.
Ansar membawakan khotbah tentang pentingnya setiap individu sebagai anak dari seorang orang tua untuk mengingat peran kedua orang tua dalam membesarkan anak.
Ia menyebutkan setelah menjalankan ibadah puasa Ramadhan sebulan penuh, “Kita terlahir sebagai manusia muttaqin, sesuatu predikat yang teramat agung yang semestinya kita dapatkan, sebagai hadiah dari hasil perjuangan kita selama bulan Ramadhan,” kata Ansar.
Insan muttaqin adalah insan yang paripurna, insan yang secara individu terukur kesalehannya, ketaatannya kepada al kholik penciptanya, taat ibadahnya siang dan malam, terjaga dirinya dari kemaksiatan, kemungkaran.
“Namun seorang muttaqin juga harus menjelma sebagai pribadi yang penuh cinta kasih terhadap sesama makhluk Allah SWT. Terutama cinta kasih terhadap kedua orang tua yang telah melahirkan dan membesarkan kita, walaupun saat-saat seperti ini mungkin keduanya tak pernah dapat melihat lagi keberhasilan anak-anaknya,” katanya.
Ayah dan ibu bagi Gubernur Ansar adalah dua insan yang sangat berjasa, lewat keduanyalah manusia dilahirkan di dunia ini. Keduanya menjadi sebab seorang anak mencapai surga. Do’a mereka ampuh, kutukannya juga manjur.
Ibu telah mengandung selama 9 bulan, dengan penderitaannya yang berganda untuk melahirkan sang anak. Ia mengandung dalam keadaan susah dan melahirkan dalam keadaan payah. Umur kandungan yang bertambah semakin menambah berat baginya. Ketika melahirkan seolah-olah kematian di depan matanya.
“Tapi ketika ia melihat sang bayi disisinya, sirnalah dengan cepat semua rasa sakit dan susahnya. Ia gantung kepada sang anak semua harapannya. Ia melihat pada diri si anak ada cahaya hidup dan keindahannya,” kata Gubernur Ansar.
Adapun sang ayah, karena anak, ia menjadi penakut dan kikir. Ia berusaha untuk si anak, agar sang buah hati tidak tersakiti, ia berpindah-pindah bepergian jauh, bekerja tanpa lelah, kalaupun lelah tak begitu dirasakannya, kadang siap berkorban nyawa bahkan kadang tergadai sedikit imannya.
Demi sesuap nasi kehidupan untuk diberikan kepada anaknya. Ayah merawat dan mendidik, jika si kecil datang padanya, sang anak merasa senang dan ia pun senang. Jika sang ayah pulang dalam keadaan lelah, namun setelah melihat anaknya, terasa hilang semua kepenatan dan kepahitan hidup yang barusan di hadapannya.
“Itulah mereka berdua dan itulah kita sang bayi dan anak kecil yang dulu manja dan kadang menyusahkan hati kedua orang tua kita. Maka sudah menjadi keharusan untuk kita berbuat baik kepada keduanya,” ujarnya.
Di momen yang fitri ini, Gubernur Ansar mengajak jamaah yang hadir untuk bersimpuh memohon kepada Allah SWT untuk mengampunkan dosa orang tua.
“Bagi orang tua yang masih bersama kami, usainya sholat ini, kami akan bersimpuh di kaki mereka ya Allah, bermohon ampun dan maaf kepada keduanya. Bagi kedua ibu bapak kami, yang telah engkau panggil ke hadiratmu, kami kirimkan dan kami titipkan do’a buat mereka, begitupula bagi ibu dan bapak kami yang saat ini jauh dari kami ya Allah. Kami sampaikan dan kami kirimkan pula do’a semoga mereka senantiasa di bawah Allah SWT,” katanya.
Comment