Ini Alasan Penerbangan Internasional Bandara RHF Agar Dibuka

  • Whatsapp

Gubernur Ansar menggelar Rapat bersama BRC dan CIQP bahas strategi tingkatkan kunjungan wisman ke Bintan.(f.istmw)

BR. KEPRI – Taarget kunjungan wisman ke Lagoi Bintan sulit dicapai apabila pintu masuk wisman hanya melalui satu pintu yaitu pelabuhan internasional. Kunjungan wisman ke Pulau Bintan sampai bulan Agustus 2023 baru tercapai 343.848 orang, angka ini jauh lebih kecil dari kunjungan wisman di tahun 2019 yang mencapai 1.272.508 orang.

Peluang untuk mendatangkan wisatawan mancanegara ke Provinsi Kepulauan Riau khususnya Pulau Bintan dapat ditingkatkan dengan mengaktifkan kembali penerbangan internasional di Bandara Raja Haji Fisabilillah (RHF).

Demikian disampaikan Chief Operating Officer BRC Abdul Wahab
saat rapat bersama Pemprov Kepri, Manajemen Bintan Resort Cakrawala (BRC), dan unsur CIQP (Customs, Immigration, Quarantine, and Port Authorities) di Nirwana Gardens, Lagoi.

Wahab mengataka,
BRC selaku pengelola kawasan wisata Lagoi saat ini tengah mengupayakan penerbangan khusus atau charter flight dari luar negeri yang bisa membawa banyak wisatawan mancanegara ke Pulau Bintan. Namun penerbangan dari luar negeri tersebut terkendala dicabutnya status bandara internasional untuk bandara RHF.

“Kami berharap pemerintah membuka kembali penerbangan internasional ke bandara RHF, terlebih akhir tahun nanti ada musim monsun yang membuat kapal sulit masuk ke Bintan, jadi jalur penerbangan adalah yang paling ringkas,” kata Abdul Wahab.

Ia menambahkan,beberapa negara yang sudah menunjukkan ketertarikan untuk mengadakan chartered flight ke Bintan antara lain adalah Vietnam, Korea Selatan, Tiongkok, Jepang, Hongkong, dan Filipina. Terlebih saat ini BRC sudah membuka kantor representatif di Korea Selatan sehingga kemungkinan chartered flight dari Korsel terbuka lebar.

Kawasan Lagoi Bintan saat ini juga tengah membangun sejumlah hotel dan resor untuk menambah jumlah kamar. Beberapa hotel baru yang segera hadir adalah Movenpick Hotel, Four Points by Sheraton, Holiday Inn, dan Indigo Hotel. Kehadiran hotel-hotel baru tersebut harus diimbangi dengan jumlah wisman yang berwisata ke Lagoi Bintan.

Selain itu, Abdul Wahab juga mengungkapkan salah satu penyebab masih lesunya kunjungan wisman ke Bintan adalah pemberlakuan Visa On Arrival (VOA) yang masih memberatkan wisman. Pemberlakuan VOA sebesar Rp500 ribu/pax untuk 30 hari tersebut tidak sesuai dengan tipikal wisman ke Lagoi Bintan yang hanya berkunjung selama 3-4 hari.

“Sebenarnya yang sesuai untuk wisman yang datang ke Lagoi ini short term visa untuk jangka pendek saja, dan biayanya tidak perlu sampai sebesar itu, VOA itu yang masih menjadi pertimbangan turis datang kesini,” kata Abdul Wahab.

Gubernur Ansar dalam rapat tersebut menyambut baik upaya BRC untuk mendatangkan chartered flight ke bandara RHF. Dicabutnya status bandara internasional untuk bandara RHF memang sangat disayangkannya. Beberapa waktu lalu dirinya menemui Menteri Perhubungan RI untuk mempertimbangkan kembali pengembalian status bandara internasional Raja Haji Fisabilillah.

“Kita akan segera menemui lagi Menhub untuk meminta agar penerbangan internasional bisa lagi di RHF, yang paling penting BRC harus memastikan jadwal charter flightnya,” kata Gubernur Ansar.

Editor: Firdaus

Pos terkait

Comment