BAROMETERRAKYAT.COM, TANJUNGPIANG – Akhir-akhir ini banyak media masa yang menyorot tentang permasalahan remaja di Tanjungpinang. Hampir setiap hari pemberitaan di media cetak dan elektronik mengabarkan kasus kenakalan remaja yang mayoritas diperankan oleh siswa. Bukan hanya itu, razia Satuan Polisi Pamong Praja (SATPOL PP) dan Dinas sosial kota Tanjungpinang dalam setiap aksinya kerap menjaring siswa-siswi yang kedapatan sedang melakukan aktivitas lain di luar sekolah seperti: sekedar kongko-kongko di pinggir jalan, berpacaran di taman, merokok dan minum-minuman keras, bermain games online di warnet, dan yang lebih parah ada juga yang kedapatan berbuat mesum di tempat kost-kostan pada jam sekolah.
Berbicara masalah moral anak remaja khususnya di Tanjungpinang sangatlah memperhatikan. Mulai dari pergaulan lingkungan sekolah, teman bermain, dan termasuk keluarga. Pembentukan moral anak remaja sangatlah berpengaruh pada apa yang mereka dapatkan dalam proses sosialisasi yang mereka dapatkan. Melihat lebih jauh tentang apa yang yang mereka lakukan sekarang sangatlah jauh dari harapan untuk memajukan kehidupan bangsa. Dari kegiatan negatif seperti; hura-hura, tauran, mabuk-mabukan, dan seks bebas yang sudah tidak terkontrol lagi.
Melihat perilaku remaja yang berkembang di masyarakat Tanjungpinang sebagian besarnya adalah siswa-siswi sangatlah prihatin, peningkatan degradasi moral semakin tinggi ini menyebabkan lahirnya sumber daya manusia yang memiliki moral yang rendah. Hal ini sangatlah berpengaruh dalam kemajuan bangsa kita sendiri. Seorang ilmuan prancis EMILE DURKHEIM telah menjelaskan dalam konsep teorinya yaitu struktural fungsional bahwa, masyarakat itu keseluruhan organis yang memiliki realitas tersendiri. Keseluruhan tersebut memiliki seperangkat kebutuhan atau fungsi-fungsi tertentu yang harus dipenuhi oleh bagian-bagian yang menjadi anggotanya agar dalam keadaan normal, tetap langgeng. Bila mana kebutuhan tertentu tadi tidak dipenuhi maka akan berkembang suatu keadaan yang bersifat ”patologis”.
Sebagai contoh yang sangat realita adalah penurunan moralitas anak-anak remaja yang ada di Tanjungpinang saat ini. Anak remaja ini hancur dikarenakan adanya suatu sistem atau fungsi yang tidak berjalan didalam masyarakat. Seperti; bila ditinjau dalam sistem ekonomi. fungsi ekonomi merupakan kebutuhan yang harus dipenuhi. Bilamana kehidupan ekonomi mengalami suatu fluktuasi yang keras, maka bagian ini akan mempengaruhi bagian yang lain dari sistem itu dan akhirnya sistem sebagai keseluruhan.
” PENYEBABNYA ”
Pertama, pengaruh budaya asing. Kota merupakan tempat pusat segala aktifitas,keluar masuknya budaya asing menjadikan munculnya budaya-budaya baru dan menghapus budaya-budaya lama merasuknya, budaya-budaya asing dalam kehidupan suatu bangsa membawa banyak sekali perubahan budaya asing membawa dampak yang negatif masuknya budaya clubing, minum-minuman keras, juga juga narkotika sekarang menjadi budaya baru di kota Tanjungpinang, tidak hanya remaja yang hidup di kota yang mengalami tingkat degradasi moral yang tingi bahkan remaja yang tinggal di pedesaan yang mengenal adat istiadat yang kuat pun ikut terpengaruh budaya asing dan mengalami tingkat degradasi moral yang tinggi.
Kedua, kurangnya pengawasan dan perhatian dari orang tua. Di dalam keluarga seorang anak kurang mendapat pengawasan dan perhatian dari orang tua mereka ,akibatnya banyakdari mereka mncari kebahagiaan yang salah,seperti clumbing,minum-minuman keras dan menghilangkan stres gengan obat-obatan.
Ketiga, rendahnya tingkat pendidikan. Kurangnya pendidikan dan kemampuan diri dalam pergaulan dapat membuat seseorang keliru dalam mengambil jalan hidupnya,sehingga mereka mudah terpengaruh degan hal-hal baru seiring proses sosialisasi yang mereka alami. Pendidikan merupakan faktor yang sangat penting dalam proses sosialisasi,karena pendidikan menjadi landasan perilaku seseorang.Kurangnya pendidikan mengakibatkan proses sosialisasi kurang seimbang.
Keempat kurangnya keefisien dan keefektifan lembaga sosial masyarakat. Kurangnya perhatian lembaga sosial terhadap moral remaja mengakibatkan tingkat degradasi moral yang tinggi. Penerapan –penerapan norma dan sanksi yang kurang mengikat dari lembaga sosial mengakibatkan para pemuda mengabaikan aturan-aturan tersebut.
Kelima media masa atau informasi. Kemajuan IPTEK melahirkan berbagai macam media yang mutakhir seperti televisi,handpone, internet dan lain-lain.Banyaknya informasi yang bisa di peroleh dari media tersebut menyebabkan banyak para remaja menyalahgunakan media tersebut .
” UPAYA MENGATASINYA ”
Menurut penulis ada beberapa hal yang bisa kita lakukan untuk mengatasi kenakalan remaja dilihat dari berbagai aspek. Pertama. aspek lingkungan keluarga, jelas memberi andil yang signifikan terhadap berkembangnya pola perilaku menyimpang para remaja, karena proses penanaman nilai-nilai bermula dari dinamika kehidupan dalam keluarga
Kedua, aspek penegakan hukum/sanksi. Ketegasan penerapan sanksi mungkin dapat menjadi shock teraphy (terapi kejut) bagi remaja yang melakukan tindakan-tindakan yang menyimpang. Dan ini dimulai dari lingkungan keluarga, sekolah, kepolisian dan lembaga lainnya. Ketiga, Aspek sosial kemasyarakat. Terciptanya relasi-relasi sosial yang baik dan serasi di antara warga masyarakat sekitar, akan memberi implikasi terhadap tumbuh dan berkembangnya kontak-kontak sosial yang dinamis, sehingga muncul sikap saling memahami, memperhatikan sekaligus mengawasi tindak perilaku warga terutama remaja di lingkungannya. Hal ini tentu sangat mendukung terjalinnya hubungan dan aktifitas remaja yang terkontrol.
Setelah memaparkan poin-poin diatas dapat ditarik kesimpulan bahwasannya penurunan moralitas anak remaja di Tanjungpinang yang sebagian besar adalah pelajar dikarenakan oleh beberapa faktor yang mempengaruhinya antara lain: pengaruh budaya asing, kurangnya pengawasan dan perhatian orang tua, rendahnya tingkat pendidikan, kurangnya keefisienan dan keefektifan lembaga sosial masyarakat, serta media masa atau media informasi. Yang semuanya ini merupakan suatu fungsi atau sistem yang tidak dapat berjalan dengan baik sehingga mempengaruhi sistem yang lain.
Selain beberapa faktor yang mempengaruhi penurunan moralitas kami juga membahas bagaimana cara penanggulangan agar penurunan moralitas ini dapat dicegah. Yaitu dengan cara : Aspek pendidikan formal/lingkungan sekolah di tingkatkan ke arah positif dengan menekankan kreatifitas anak tersebut, Aspek lingkungan keluarga jelas memberi andil yang signifikan terhadap berkembangnya pola perilaku menyimpang para remaja, aspek lingkungan pergaulan perlu diciptakan lingkungan pergaulan yang kondusif, agar situasi dan kondisi pergaulan dan hubungan sosial yang saling memberi pengaruh dan nilai-nilai positif bagi aktifitas remaja dapat terwujud, aspek penegakan hukum/sanksi dimulai dari lingkungan keluarga, sekolah, kepolisian dan lembaga lainnya. Serta memperhatikan sekaligus mengawasi tindak perilaku warga terutama remaja di lingkungannya.
Penurunan moralitas anak remaja di Tajungpinang sudah semestinya kita perhatikan dan kita benahi secara bersama-sama. Diperlukan dukungan serta tanggungjawab orangtua, guru, serta masyarakat dalam hal pembinaan moral anak tersebut. Agar perubahan sosial yang terjadi di masyarakat bisa menjadi kearah positif bukan malah ke arah negatif yang akan menghancurkan an.k remaja tersebut.
Penulis : Tri Wahyu Widodo
Comment