BR. KEPRI (ADVERTORIAL) – 25 Februari 2024 ini genap tiga tahun Kepemimpinan Ansar Ahmad dan Marlin Agustina menjadi Gubernur dan Wakil Gubernur Kepulauan Riau. Tiga tahun keduanya telah membuktikannya dengan sejumlah karya yang nyata berupa kerjaan fisik maupun kebijakan yang kemudian dapat mendongkrak berbagai indicator makro pembangunan di Kepulauan Riau.
Kondisi keterpurukan ekonomi Kepri pada tahun 2021 pasca pandemic covid-19 Ansar dan Marlin bekerja keras pada awal kepemimpinannya. Perlahan tapi pasti keterpurukan itu bisa diatasi dengan baik.
Pemprov Kepri pun berhasil mengukir berbagai prestasi dan penghargaan yang diterima. Dan semua prestasi itu merupakan hasil kerja seluruh masyarakat Kepri tanpa terkecuali.
“Membangun Kepri ini butuh kebersamaan dan keterlibatan seluruh masyarakat. Dalam tiga tahun ini, sudah dapat kita rasakan bersama hasilnya, baik dalam hal pembangunan fisik maupun sejumlah kebijakan yang sudah kita ambil,” katanya.
Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pertumbuhan ekonomi Kepri di tahun 2023 telah tumbuh mencapa 5,20 persen (c to c). Jika dibandingkan pada awal kepemimpinannya, kondisi ekonomi Kepri berada diposisi minus 3,80 persen. Kini pertumbuhan ekonomi di Kepulauan Riau tercatat paling tinggi se Sumatera dan lebih tinggi dibanding pertumbuhan ekonmi nasional yang berada di angka 5,05.
Data lainnya, Pemerintah Provinsi Kepri juga telah berhasil menekan inflasi hingga mencapai 2,76 persen di tahun 2023. Indeks Pembangunan Manusia tahun 2023 juga sukses meningkat sebesar 79,08 poin, lebih tinggi dari IPM Nasional sebesar 74,39 poin, Kepri berada di peringkat 3 nasional setelah DKI Jakarta dan D.I Yogyakarta. IPM Kepri dalam tiga tahun kepemimpinan Ansar selalu meningkat dan berada di atas angka IPM Nasional. Tahun 2021 tercatat 77,87 poin, di atas IPM nasional yang berada di angka 73,16 poin. Kemudian di tahun 2022 meningkat juga di angka 78,48 poin, di atas angka nasional yang berada di angka 73,77 poin.
Berbagai program strategis juga sukses menurunkan Tingkat Pengangguran Terbuka selama 3 tahun berturut-turut, pada Agustus 2023 tercatat sebesar 6,80 persen, turun 1,43 persen dari Agustus 2022 sebesar 8,23 persen, merupakan penurunan kedua terbesar dari seluruh Provinsi se-Indonesia. Kemudian juga menurun dibandingkan dengan tahun 2021 sebesar 9,91 persen.
Sejalan dengan itu, persentase penduduk miskin pun ikut turun menjadi 5,69 persen pada Maret 2023, dibanding 6,03 persen pada Maret 2022. Ini membuat persentase penduduk miskin Kepri terus berada pada posisi terendah sejak tahun 2015. Tingkat kemiskinan ekstrim pada tahun 2023 juga turun menjadi 0,35 persen dibanding tahun 2022 di angka 1,20 persen. Ini merupakan modal kuat menuju target 0 persen tahun 2024 sesuai Inpres Nomor 4 tahun 2022.
Indeks kebahagiaan Kepri juga membaik, tercatat pada tahun 2021 berada pada angka 74,78 poin, peringkat kedua se-Sumatera dan Peringkat 6 nasional. Kemudian Indeks Kerukunan Umat Beragama Tahun 2022 Provinsi Kepri menempati Peringkat Pertama Nasional dengan angka 85,78 Poin dan di Tahun 2023 Provinsi Kepri masih menempati Tiga Teratas dengan Posisi Peringkat Ke-2 Nasional Setelah Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan angka 83.58 Poin.
Mengenai realisasi investasi tahun 2023, Investasi Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) mencapai angka Rp.8.856,6 miliar dengan 5.353 proyek dan Investasi Penanaman Modal Asing (PMA) sebesar USD764,1 juta dengan 1.753 proyek.
Jumlah wisatawan mancanegara yang terus meningkat pasca pandemi, 758.154 orang pada tahun 2022 dan 1.338.874 orang di tahun 2023. Angka tersebut meningkat drastis dari angka 3.103 orang di tahun 2021.
Dengan misinya yang kelima, “Mempercepat konektivitas antar pulau dan pembangunan infrastruktur kawasan”, Rasio konektivitas aspek perhubungan di Kepri pada tahun 2023 pun berada di angka 0,60 poin, meningkat dari tahun 2022 di angka 0,56 poin. Kemudian persentase jalan dalam kondisi Mantap sebesar 80,78 persen di tahun 2023, meningkat dari tahun 2022 sebesar 80,78 persen. Lalu dengan program Kepri Terang, rasio elektrifikasi juga terus meningkat, 94,50 persen pada tahun 2021, 96,32 persen pada tahun 2022, dan 97,50 persen pada tahun 2023.
“Semua masyarakat Kepri harus bersyukur karena Kepri ini jadi sorotan daerah lain setelah berbagai prestasi yang kita raih. Dan apapun yang sudah kita capai tidak terlepas dari sejumlah kebijakan strategis yang sudah kita laksanakan selama ini,” katanya.
Adapun sejumlah program strategis berhasil mendongkrak capaian indikator pembangunan makro Kepri diantaranya adalah keberadaan Rumah Singgah di Jakarta dan Batam dengan fasilitas lengkap untuk membantu masyarakat yang akan berobat. Dan ini disediaan gratis untuk seluruh masyarakat Kepri. Kemudian Pemprov kepri juga telah membuka layanan pemasangan ring jantung di RSUD Raja Ahmad Tabib, sehingga masyarakat tidak perlu lagi jauh-jauh berobat ke luar Kepri untuk pemasangan ring jantung. Dan bahkan Pemprov kepri juga telah menjalin kerjasama dengan RS dr. Sarjito Yogyakarta demi pelayanan yang lebih baik di RSUD Raja Ahmad Tabib. Tidak hanya itu, untuk peningkatan layanan Kesehatan lainnya, Pemprov kepri juga membangun Rumah Sakit Khusus Jiwa dan Ketergantungan Obat Tanjung Uban. Untuk masyarakat pesisir, Pemprov Kepri juga memberikan bantuan ambulance laut di Lingga sebanyak dua unit.
Selain itu Tanjungpinang, Ibukota Provinsi Kepri, berbagai objek penting di Kota Tanjungpinang antaranya penataan Kota Lama sepanjang Jalan Merdeka – Jalan Tengku Umar sampai ke Gereja Ikonik, Gereja Ayam. Lalu Pulau Penyengat yang kini juga semakin memukau bahkan di malam hari, penataan Jalan Bandara Raja Haji Fisabilillah sebagai pintu masuk ke Ibukota, pembangunan flyover menuju Pusat Pemerintahan Provinsi, penataan ikon kuliner Akau Potong Lembu, penataan Kawasan Gurindam Dua Belas.
“Dalam upaya mempercepat konektivitas antar pulau dan pembangunan infrastruktur Kawasan, pembangunan dan rehabilitasi sarana dan prasarana transportasi, baik jalan, Pelabuhan, bandara, hingga integrasi pelantar untuk fast movement barang dan orang juga menjadi fokus utama kita,” sebutnya
Melalui APBN lebih kurang Rp640 miliar dana Instruksi Presiden (Inpres) untuk penanganan jalan dan jembatan ke Kepri. Terbesar kedua setelah Provinsi Lampung.
Program bantuan modal tanpa bunga (0 persen) bagi pelaku UMKM melalui Bank Riau Kepri Syariah. Per 30 September 2023, sejak awal diluncurkan di tahun 2021 sebanyak 1.100 UMKM telah memanfaatkan program ini dengan jumlah plafond kredit yang terserap mencapai Rp20,72 miliar dan total margin subsidi yang telah ditanggung Pemprov Kepri mencapai Rp1,94 miliar.
Tidak hanya itu, beberapa program strategis rutin setiap tahunnya yang digesa seperti pembangunan sarana dan prasarana pembelajarann dan bantuan subsidi SPP dan transportasi siswa SMA/SMK/SLB yang merupakan lingkup tanggung jawab Pemprov, Bantuan rumah-rumah ibadah, RT-RW, Posyandu, bantuan pembiayaan BPJS Ketenagakerjaan bagi nelayan, dan bantuan beasiswa bagi mahasiswa S1 dan D3 dengan menggunakan aplikasi.
Lalu perhatian Ansar kepada masyarakat pesisir dan daerah 3T juga ditunjukkan dengan upayanya menggesa percepatan peningkatan layanan telekomunikasi di wilayah 3T dengan Pembangunan 77 BTS, bantuan V-Sat, hingga peluncuran satelit Satria-1 yang mendukung digitalisasi daerah. Kemudian penyerahan sertifikat tanah bagi masyarakat nelayan pesisir, hibah renovasi rumah suku laut, hingga penyebaran 50 orang mubaligh ke daerah hinterland demi menjaga Kesehatan Rohani Masyarakat.
“Progres pembangunan Jembatan Batam-Bintan saat ini juga sudah masuk proses soil investigation dengan dana APBN senilai Rp65 miliar. Mari doakan bersama Jembatan sepanjang 14 ,75 km ini dapat segera terealisasi” ungkapnya.(*)
Comment