ADVETORIAL. Perhelatan STQH Provinsi Kepri ke 8 telah usai digelar. Dalam perhelatan tersebut, Kabupaten Bintan berhasil mengungguli Kabupaten/Kota lainnya dalam Pawai Ta’aruf dan Stand Pameran.
Sebagai tuan rumah Kabupaten Bintan menurunkan setidaknya 4.500 peserta, dengan membawa tema budaya seni budaya melayu tarian Mak Yong serta bersama ratusan penari membawakan tarian dengan tema Mari Membaca Alquran.
Saat pembukaan STQH Tingkat Provinsi Kepri 2019 ini, Kabupaten Bintan menampilkan tarian Colosal “Bintan Gemilang” yang dibawakan oleh sekitar 200 penari lebih didepan masyarakat ramai.
Tarian Colosal Bintan Gemilang juga menceritakan tentang kedigdayaan Melayu Bintan yang dahulunya sebagai tempat persinggahan kaum dagang untuk jual beli.
Para penari menari dengan membawa dayung sebagai simbol kemaritiman serta Cogan ( simbol kebesaran) sebagai simbol kerajaan Melayu.
Latar persembahan tarian juga menceritakan bahwa Bintan juga dikenal dengan kerajaan kerajaan Melayu yang tumbuh dan berkembang sebagai suatu jalur destinasi perdagangan yang luas cakupannya hingga ke kerajaan Temasek (sekarang Singapura).
Tarian Mak Yong sebagai kesenian yang menjadi ciri khas Kabupaten Bintan juga ditampilkan pada pawai ta’aruf STQ Kepri ke VIII.
Bersama rombongan, Bupati Bintan Apri Sujadi, Wakil Bupati Bintan Dalmasri Syam, Sekda Kabupaten Bintan Adi Prihantara, serta Ketua TP PKK Kabupaten Bintan Hj Deby Maryanti juga turut berjalan kaki dan ikut larut menari Mak Yong.
“Kesenian Mak Yong yang kita miliki merupakan salah satu kesenian yang diakui di dunia,” kata Apri disela-sela pawai ta’aruf.
Sementara itu, untuk stand bazar Kabupaten Bintan juga meraih juara 1. Stand Bazar Bintan membawakan tema Maghrib Mengaji. Menurut nya, dengan STQH ini , tentunya juga membawa keberkahan tersendiri bagi tanah Bintan.
Kegiatan tahunan itu juga membahwa keberkahan bagi pedagang dan pegiat kerajinan tangan. Pasalnya jumlah pengunjung di Bintan khususnya kawasan STQH ini akan melonjak drastis. Panitia juga menyiapkan stand dan lapagan bagi pemasaran produk kerajinan serta barang dagangan.
Seorang pedadang makanan ringan Sulastri (43) yang membuka lapag di sekitaran Kolam Alun-alun Kota Kijang merasakan perubahan signifikan terhadap omset yang diterimanya.
Walau pun enggan menyebutkan secara nominal, namun Sulastri membenarkan bahwa dirinya bersama para pedagang lainnya merasakan keberkahan keberadaan STQH ini.
“Alhamdulillah dagangan kami luar biasa laris. Kalu dari biasanya, ini berkali-kali lipat. Dari malam pembukaan kemarin sampai di hari kedua ini, ramai yang datang ke sini. Kadang rombongan peserta STQH, kadang masyarakat sekitar sini dan masyarakat luar yang datang ke sini” ungkap Sulastri.
Lebih lanjut lagi, Kasmi (32) seorang penjaga Stand Bazar yang mempromosikan beberapa jenis kerajinan tangan juga merasakan hal yang sama. Produk kerajinan seperti gantungan kunci, liontin kalung dan beberapa pernik lainnya yang terbuat dari tulang maupun sisik ikan, laris diburu pengunjung.
“Malam Ta’ruf sebelum pembukaan kemarin sudah ramai di sini. Puncaknya pas malam pembukaan. Alhamdulillah hasil kerajinan kami banyak dibeli. Ada juga yang meminta nomor handphone kami, katanya untuk nanti mau mesan gantungan kunci sisik ikan ini. Mau pesan banyak katanya kalau ada kegiatan” imbuhnya sambil melayani pengunjung.
Dalam perhelatan tersebut Bupati Bintan Apri Sujadi mengajak masyarakat Bintan untuk giat lagi membaca Al-Qur’an, karena Al-Qur’an merupakan petunjuk bagi umat Islam.
Selain itu, dia mengatakan, pemerintah Bintan sedang mengesa membangun rumah tahfis di beberapa kecamatan di Bintan. “Kita ingin melahirkan tahfis-tahfis Alquran yang handal,” ujarnya.*
Comment