BAROMETERRAKYAT.COM, BINTAN. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) Bintan, Kepulauan Riau mengantisipasi masuknya wabah penyakit Nipah yang berasal ternak Babi ke wilayah setempat.
“Virus ini terjadi di Malaysia, ini harus menjadi kewaspadaan kita bersama dalam menangani virus ini, karana kita ketahui Malaysia dengan Bintan tidak terlaluh jauh,” ujarnya saat dihubungi, Rabu (3/2).
“Virus ini ini sangat berbahaya untuk pertumbuhan perekonomian terutama peternak Babi di Bintan,” lanjutnya.
Ia meyebutkan peternak Babi yang ada di Bintan untuk saat ini masih terbilang aman dan tidak ada temukanya virus Nipah.
“Untuk peternak Babi yang ada di Bintan hingga saat ini masih berjalan lacar tidak ada yang dintemukanya wabah virus tersebut dan kita juga sudah melakukan kerjasama dengan instansi terkait dalam mengataisipasi peyebaran virus ini,” imbuhnya.
Sementara itu, Kasi Kesehatan Hewan DKPP Bintan Iwan Berri Prima mengatakan saat ini pihaknya sudah melakukan pemeriksaan terhadap peternak Babi yang ada di Bintan.
Saat ini, lanjutnya, lalu lintas hewan penular, seperti Babi, sejak merebaknya penyakit ASF (african swine fever) dilarang masuk ke wilayah setempat
“Kita melarang masuknya hewan peternak Babi yang di luar Kepri untuk masuk kewilayah Bintan,” ujarnya.
Ia mangatakan, pihaknya sudah bekerjasama dengan Dokter Hewan Karantina di Balai Karangtina Pertanian Kelas II Tanjungpinang dalam melakukan koordinasi lalu lintas hewan.
“Bersyukur, hingga saat ini kami tidak mendapat laporan adanya kesakitan atau kematian Babi akibat penyakit itu di peternak Bintan,” ucapnya.
Ia menambahkan, jmlah populasi babi di Bintan hingga Desember 2020 yang lalu berjumlah sekitar 1.695 ekor, yang tersebar di 4 kecamatan di Bintan yaitu Kecamatan Toapaya, Bintan Timur, Teluk Sebong dan Gunung Kijang.
AHMAD JAILANI
Comment