BAROMETERRAKYAT.COM, TANJUNGPINANG – Rendahnya pendapatan ekonomi, rendahnya pendidikan dan terjadinya kesenjangan antar perempuan dan laki-laki, menjadi penyebab tingginya angka kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kepulauan Riau (Kepri).
Kepala Komisi Perlindungan Anak dan Perempuan Daerah (KPPAD) Provinsi Kepulaun Riau mengatakan zaman sekarang ini kekerasan didalam keluarga khususnya terhadap kaum perempuan dan anak sering kali terjadi di wilayah kepulauan riau. angka kekerasan di Kepri setiap tahun mengalami peningkatan.
Berdasarkan data tahun 2015 akibat dari kekerasan yang dilakukan didalam rumah tangga dimana diketahui kaum perempuan yang menggugat cerai suaminya adalah sebanyak 609 dari jumlah seluruhnya sebanyak 857 orang sedangkan untuk kasus penelantaran anak sebanyak 1714 anak di Kota Tanjungpinang.
Mendeteksi secara dini kekerasan terhadap perempuan dan anak di Kepri, menurutnya dari KPPAD Kepri akan membentuk Kelurahan bebas kekerasan terhadap anak dan perempuan.
“Kelurahan kemboja akan menjadi contoh untuk kampung bebas kekerasan terhadap perempuan dan anak,” ungkap Puji Astuti saat di temui awak media usai pembukaan Kegiatan Sosialisasi dan Pelatihan Bagi Petugas dan Kader Satgas
Kelurahan atau Desa Bebas Kekerasan Terhadap Anak Dan Perempuan di hotel Bintan Plaza, Rabu (20/4)
Ia menambahkan, untuk menjalankan Program Kelurahan bebas kekerasan terhadap anak dan perempuan akan di sinkronkan dengan program yang di canangkan oleh pemerintah Kota Tanjungpinang, Kampung bebas Narkoba.
“Sinkronkan dengan program kampung bebas narkoba karena ini saling berkaitan, tidak perlu banyak satgas, disitu bisa penanganan kekerasan bisa juga penanganan masalah narkoba” tuturnya
Menurutnya, satgas yang sudah di bentuk akan melaksanakan sosialisasi kepada masyarakat, Promosi, kemudian melakukan pencegahan.
Ia pun berharap, program yang dibuat oleh KPPAD Kepri bisa di lanjutkan oleh Kabupaten Kota di Kepri. Dari KPPAD hanya membuat satu kelurahan percontohan di setiap Kabupaten Kota.(SAHRUL)
Comment