BAROMETERRAKYAT.COM, TAKALAR. Warga dari Desa Kale Komara, Kabupaten Takalar, Sulawesi Selatan mendadak menjadi miliarder setelah menerima ganti rugi lahan proyek bendungan.
Mereka kini jadi perbincangan setelah memborong sejumlah mobil dan truk.
“Puluhan orang kalau yang beli mobil, ada sekitar 20. Tapi ada juga yang beli mobil besar, mobil tongkang,” ujar salah seorang warga Kale Komara, Parawansa dilansir barometerrakyat.com dari detikcom, Kamis (20/5).
Parawansa menyebut dia dan warga lainnya pada bulan puasa lalu menerima uang ganti rugi lahan untuk pembangunan Bendungan Pammukkulu milik pemerintah.
Ia mengaku sudah menerima ganti lebih kurang Rp 700 juta. “Belum semua itu (belum semua lahan tuntas ganti ruginya),” ujarnya.
Warga lainnya, kata Parawansa, banyak yang menerima uang ganti rugi lahan dengan nilai lebih tinggi.
“Ada yang sampai Rp 4 miliar, Rp 3 miliar, Rp 7 miliar, sudah banyak yang terbayarkan itu dan banyak juga yang belum terbayarkan,” ungkapnya.
Tak hanya membeli mobil, banyak warga lainnya juga menggunakan uang hasil ganti rugi lahan mereka untuk kepentingan investasi.
“Kemarin bagi-bagi THR, dia juga beli tanah dulu untuk menggantikan tanahnya. Dan sebagian di deposito di bank. Jadi beli sawah di luar dari daerah situ yang tidak tenggelam, karena tidak bisa berkebun lagi di kampung karena ada bendungan,” jelas Parawansa.
Sebagai informasi, pembebasan lahan milik warga untuk proyek bendungan Pammukkulu sebelumnya ramai diprotes karena nilainya hanya Rp 3.500 per meter.
Warga setempat kemudian rutin melakukan unjuk rasa sejak awal 2019 hingga sepanjang 2020 untuk memprotes nilai ganti rugi lahan tersebut.
“Sekarang ganti rugi permeter itu bervariasi, ada yang Rp 20 ribu per meter dan ada yang Rp 25 ribu,” pungkasnya.
Sumber: Detikcom
Comment