Tanjungpinang,(BR) – Diduga kertas suara bodong (palsu) akan beredar pada saat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) calon Gubernur dan Wakil Gubernur di Kepulauan Riau.
Modusnya sangat rapi, diduga dengan melibatkan oknum, kertas suara yang sudah dicoblos pasangan calon tertentu itu akan ditukar dengan kertas suara hasil dari setiap Tempat Pemungutan Suara (TPS) saat berada di dalam perjalanan. Cara licik ini dilakukan guna memenangkan salah satu pasangan calon tertentu.
Informasi yang dirangkum media ini dilapangan menyebutkan kendati modus kecurangan ini baru sebatas isu,tidak tertutup kemungkunan hal ini akan terjadi untuk sebuah ambisi kekuasaan.
Media inipun mencoba menelusuri atas informasi isu tersebut. Kendati belum tampak tanda-tanda itu,namun hendaknya diwaspadai oleh semua pihak penyelenggara Pilkada mulai dari tingkat terbawah hingga teratas.
Sebagai masyarakat yang terlibat langsung dalam kesuksesan Pilkada tersebut juga hendaknya lebih waspada.Jika ada hal yang mengarah kesana atau yang mencurigakam segera laporkan kepada aparat terkait.
Menanggapi isu tersebut,Ketua Pembela Kesatun Tanah Air Indonesia bersatu (PEKAT IB) Provinsi Kepri Irsyadul Fauzi mengatakan agar semua elemen yang terlibat dalam pelaksanaan Pilkada tersebut benar-benar bekerja sesuai dengan tanggungjawabnya masing-masing.
“Kan ada Panwaslu, pengawas independen, petugas Linmas dan saksi dari masing-masing kandidat serta aparat Kepolisian yang dapat mengawasi langsung mulai dari pencoblosan,perhitungan suara di setia TPS,hingga mengawal kotak suara selama perjalanan sampai ketempat KPU, agar hal itu tidak terjadi, ” papar Irsyadul,Selasa (8/12).
Akan hal ini,Irsyadul mengimbau kepada semua tim sukses dari masing-masing kandidat agar bisa menjaga diri guna suksesnya pelaksanaan Pilkada di Kepri.
“Masyarakat juga harus mewaspadai akan isu tersebut,jangan terpancing seakan kabar itu dari salah satu pasangan calon tertentu,” ujarnya.
Sementara itu Komisioner Bawaslu Kepri Indra mengatakan,banyak info-info yang masih samar dan perlu penelusuran lebih lanjut.
“Lebih waspada termasuk politik uang,” ujar Indra melalui pesan singkatnya.
(RAMDAN)
Comment