BAROMETERRAKYAT.COM, BLITAR. Demo soal pernyataan Prabowo yang sebelumnya dinilai menyinggung para tukang ojek berbuntut panjang.
Ternyata, para pendemo bukan bagian dari paguyuban ojek online di Blitar.
Solidaritas Grab Blitar Raya (SGBR) berencana melaporkan pendemo tersebut karena dinilai menyalahgunakan nama ojek online.
Para pendemo yang beraksi di simpang empat Kanigoro senin (26/11/2018) kemarin dinilai merusak citra ojek online.
“Setelah kami cari informasi sendiri, mereka bukan tukang ojek.” Wakil Ketua Umum SGBR Haris Asegaf seperti dilansir jatimnow.com, Selasa (27/11/2018).
“Semalam kami sudah berniat melaporkan ke polisi karena merusak nama baik kami (ojek online),” sambung dia.
Para driver ojek online merasa keberatan karena pendemo menggunakan nama paguyuban tanpa sepengetahuan mereka.
Menurut pengakuan Haris, awalnya ada orang yang menyewa jaket mereka untuk keperluan berfoto dengan Wakil Bupati Blitar.
Satu jaket tersebut disewa tiga puluh ribu rupiah hingga terkumpul enam jaket. Para driver baru sadar, jika atribut yang disewa malah disalahgunakan.
Bahkan beberapa diantara driver ada yang tersulut emosi. “Kami tahunya dari media. Terus teman kami yang mengumpulkan jaket tadi tanya ke si pemesan.” ucapnya.
“Awalnya nggak ngaku, tapi kemudian mereka bilang kalau memang sewa jaket untuk berdemo,” tambahnya.
Pihak driver ojek online sangat menyayangkan pendemo yang mencatut nama mereka. Oleh karena itu, upaya jalur hukum akan dilakukan untuk meredamnya.
Sementara terkait pernyataan Prabowo soal lulusan SMA hanya bekerja sebagai ojek online, ia tak masalah.
Terpisah, Kasubag Humas Polres Blitar Iptu Muhammad Burhanudin mengatakan, para driver ojek online sudah mendatangi polisi.
Hanya saja secara resmi belum ada laporan dari para driver ojek online soal aksi yang disebut merusak citra mereka.
“Kalau kedatangan mereka (driver ojek online) sudah. Cuma kami belum terima laporan resminya. Kami juga tahu kalau yang demo itu bukan bagian dari mereka,” imbuh Burhan. (red/Jatimnow)
Comment