BAROMETERRAKYAT.COM, Tanjungpinang. Aliansi Masyarakat Kepri menggelar diskusi dan renungan refleksi 19 tahun reformasi di Cafe Jendela, samping Mako Marinir tepi laut, Sabtu (13/5).
Salah satu inisiator penyelenggara kegiatan ini mengatakan kegiatan kegiatan ini mengingat kembali kejadian tragedi 98 yang menyebabkan empat mahasiswa Trisakti yang meninggal.
“Diduga para petinggi yang sekarang duduk di kursi empuk sebagai pelakunya,” katanya saat memberi sambutan, Sabtu (13/5).
Salah satu alumni Trisakti yang menjadi pembicara mengatakan peringatan tragedi 98 sudah tidak di dengungkan lagi.
Menurutnya, tragedi Trisakti wajib untuk diingat bagaimana perjuangan mahasiswa pada waktu itu era reformasi.
“Tokoh-tokoh aktifis di culik, dan sampai saat ini tidak diketahui kemana para aktivis tersebut. Kami dulu bersuara sangat sulit, karna banyak yang mengawasi kami para mahasiswa, dan titik terjadi tragedi 98 di kampus Trisakti,” kata salah satu alumni Trisakti, James Papilaya
Lebih lanjut , pada waktu gerakan 1998 dirinya berangkat ke Senayan, dan pada saat itu dijegat oleh kodim, dan pukul 17.05 wib terjadilah tembakan, dan korban berjatuhan.
“Jangan sampai reformasi yang dikatakan saat ini kebablasan, harus selalu sesuai dengan peruntukannya , dan pahami koridor yang tepat untuk berdemokrasi,” sambungnya
Sementara ditempat yang sama, anggota DPD RI, Haripinto mengatakan, perjuangan itu banyak memakan korban jiwa, dan malah perempuan juga di lecehkan, dan ini di mulai tahun 1997 Krisi moneter.
“Ekonomi dan keuangan Indonesia pada saat itu anjlok, dan kelembagaan itu tidak ditata dengan baik, karna itu juga salah satu penyebabnya, ditambah lagi presiden saat itu memimpin sangat oteriter,” katanya.
Pada saat itu, sambung Haripinto, perjuangan mahasiswa adalah salah satunya berantas KKN dan ini yang menjadi sumber penyakit di Indonesia.
Sampai sekarang ekspor kita dari dulu hingga kini dianggap masih setandar saja, padahal Indonesia bisa melebihi kekayaan alamnya.
“Praktek korupsi masih saja terjadi, dan ini adalah musuh bersama dan tugas kita bersama juga , serta mahasiswa jangan menjadi mahasiswa yang apatis. Para generasi muda harus mempunya keahlian, dan keterampilan di bidang industri, pariwisata, serta pemanfaat alam yang ada di Indonesia ini,” ujarnya.
Sahrul
Comment