Syeikh Burhanuddin dan Penyebaran Islam di Minangkabau (1)

  • Whatsapp
Herri Firmansyah Khalipah XV Syekh Burhanuddin foto bersama dengan Abdul Wahid Khalipah VII Syekh Kuala Abfur Rauf Singkili. Dipemakaman Syekh Abdur Rauf Kuala, Aceh.

BAROMETERRAKYAT.COM. Syeikh Burhanuddin yang bernama asli Sipono (si Panuah /Samporono) bukan penduduk asli yang manaruko di Ulakan tetapi dia datang dari Guguak Sikaladi Pariangan Padang Panjang Tanah Datar

Ayahnya Pampak Sati Karimun merah bersuku Koto dan Ibunya Cukuik Bilang Pandai bersuku Guci yang sejak 256 tahun sebelumnya sudah merupakan daerah kerajaan Pagaruyung sekitar 30 KM ditimur Pariangan.

Bacaan Lainnya

Neneknya bernama Puti aka Lundang keturunan Putri bangsawan kakeknya bernama Tantejo Gurhano.

Dari pasangan ini lahirlah ayahnya Pampak Sati Karimun Merah merupakan seorang Datu pandai obat.

Sementara neneknya Puti aka Lundang bersuku koto garis keturunan dari kuweak di Batu Hampar putiah lereng gunung merapi.

Kehidupan sehari hari si pono kecil tidak ubahnya seperti anak seusianya yang selalu bejajar dan bermain. namun, ada kekhususan yang setiap malam diajarkan ayahnya yaitu ilmu kebathinan dan kedigyaan bela diri silat. Dimana bekal pelajaran inilah yang dia sisipi pada pengembangan agama kelak.

Kecelakaan yang Merubah Hidup

Ada kelebihan dari sipono bahwa dia selalu tidak mau menerima apa adanya dia selalu berfikir dan bertanya dan banyak waktunya dia habiskan di bukit untuk merenung sambil menggembala kerbau

sehingga suatu ketika sirangkak dan badangkang (Harimau) mengintai untuk memangsanya, namun berbekal pelajaran beladiri dari ayahnya sipono bisa mengusir harimau tersebut

namun malang baginya urat kakinya putus terkena kuku sirangkak. Sehingga akibat peritiwa itu dibawanya hingga akhir hayat dan dia mendapat gelar baru oleh teman temannya si pincang (Bersambung)

Kabiro Pariaman : BJ

Pos terkait

Comment