Pedagang: Lihat Kami Pak Sering Dikejar-kejar Satpol

  • Whatsapp

BAROMETERRAKYAT.COM, Tanjungpinang. Pedagang Kaki Lima (PKL) di Laman Boenda Tepi Laut mengeluhkan sikap arogan oknum Satuan Polisi Pamog Praja (Satpol PP) Tanjungpinang.

“Saya dibentak, pernah ditonjok, kemudian Satpol ucapkan kata-kata jorok. Saya pulang rumah sampai tidak bisa tidur. Kami berjualan untuk memenuhi kebutuhan anak kami, karena kami ingin mensekolahkan anak kami, kami tidak ingin anak kami ikut kerja,” ucap salah satu pedagang sembari menangis saat mendatangi kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kota Tanjungpinang, Kamis (15/3).

Bacaan Lainnya

Ditempat yang sama PKL lain meminta toleransi untuk berjualan di Laman Boenda. Ia mengatakan, pedagang selalu menyediakan sapu untuk membersihkan Laman Boenda usai berjualan.

“Kami perdagangan asongan, bukan pedagang permanen yang buka kursi disitu. Kami tidak mau juga laman bunda kumuh, kami pandai lah menjaga supaya bersih,” ucapnya yang akrab disapa Boru itu.

Dia menuturkan, untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari sangat bergantung pada bedagang asongan di Laman Boenda. Dengan dilarang berjualan di Laman Boenda, ia mengaku sanggat kesusahan untuk menghidupi ketujuh anak-anaknya.

“Sekarang kaya makan kaya, yang miskin makin miskan. Bukan kami minta sedekah disitu (Laman Boenda). Jualan gitu bentuknya aja di usir, jangan lah kami dibikin miskin, anak kami masih sekolah, macam mana kami nak menghidupi keluarga.” ujarnya.

Ia menggaku, tidak mengetahui ada Perda yang melarang pedagang berjualan di Laman Boenda. Olah karena itu, pihaknya mendatangi Kantor DPRD Tanjungpinang untuk meminta penjelasan dari wakil rakyat itu.

“Kami tidak ngerti (ada Perda), makanya anak kami sekolahkan, kalau bisa jangan macam kami tidak menggerti,” ucapnya.

Ia mengaku kecewa kepada anggota Dewan yang tidak berada ditempat saat pihaknya ingin mengandu permasalahan yang dialami pedagang. “Sedih kami pak, tengok lah kami sering dikejar-kejar Satpol,” tukasnya.

Pos terkait

Comment